
KOTA MALANG – malangpagi.com
Bertepatan dengan Upacara Peringatan HUT Ke 110 Kota Malang, Agung H Buana selaku Koordinator Buku mengajak ASN (Aparatur Sipil Negara) maupun Non ASN untuk meningkatkan literasi melalui Buku 110 Tahun Balaikota Menulis.
Agung menyampaikan bahwa 110 Tahun Buku Balaikota Menulis merupakan satu gerakan kesadaran untuk peningkatan dan pengembangan literasi bagi ASN dan Non ASN yang bertugas di lingkungan Pemerintah Kota Malang. Diharapkan dengan hadirnya buku ini, ASN maupun Non ASN dapat meningkatkan literasi.
“Agar literasi tetap terus dikembangkan. BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kota Malang sebagai inisiator akan mewadahi dengan meneruskan buku ini. Artinya, penulisan buku tidak berhenti sampai di sini. Kami akan konsisten mengajak para ASN maupun Non ASN baik PTT maupun TPOK agar turut serta berkarya,” jelasnya saat ditemui dalam Acara Sharing Pengalaman Menulis dan Penyerahan Buku kepada Para Penulis, Senin (1/4/2024).
Dalam kesempatan tersebut, dirinya mengucap rasa syukur lantaran buku yang sudah direncanakan dapat diluncurkan. “Alhamdulillah, akhirnya Buku 110 Balaikota Menulis dapat diterbitkan. Buku ini sudah mulai kami susun di sela-sela kesibukan, apalagi saat akhir tahun,” beber Agung
Dikatakannya, dalam satu bulan target tulisan harus sudah terkumpul dan Ia pun berharap dari para pendidik dapat menyumbangkan karyanya. “Meskipun, dari teman-teman pendidik masih ada 3 orang yang menulis dan dari pihak kecamatan juga belum berpartisipasi. Tapi tidak mengapa karena buku ini tidak berhenti sampai di sini. Akan ada buku kelanjutannya,” jelas pecinta sejarah ini.

Menurutnya, buku yang diterbitkan pada HUT Kota Malang itu adalah buku-buku yang sangat dicari karena sifatnya dan momen yang tepat. “Saya mengoleksi buku Kota Malang edisi Tahun 1954, 1964, kemudian ada tahun 1978. Makin tua buku, itu makin bagus dan selalu dicari orang,” urai Agung.
Diakuinya, setelah Buku 110 Balaikota Menulis diluncurkan, banyak komunitas maupun pecinta literasi yang memesan buku tersebut.
Di tempat yang sama, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Diah Ayu Kusumadewi mengapresiasi buku yang menceritakan tentang Kota Malang dan ditulis oleh 3 Walikota dan 19 ASN ini.
“Kami senang akan hadirnya Buku Balaikota Menulis, apalagi diluncurkannya pada momen penting. Kami juga senang Pak Pj Walikota juga turut menulis. Dalam upacara Pj Walikota menyerahkan kepada Buku ini kepada Forkompinda. Itu luar biasa momen yang tidak terlupakan,” tutur mantan Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang.
Dalam pandangan Diah saat ini sudah langka orang bersedia menulis. “Tentu dengan kegiatan seperti ini sangat mengapresiasi teman-teman ASN yang mau mengirimkan tulisannya, mau meluangkan waktunya.
Alhamdulillah ini diinisiasi oleh BAPPEDA. Harapannya dengan luncuran buku ini secara aktif ada lagi dan ada lagi. Ayo kita menulis lagi. Ditunggu karya-karya berikutnya,” imbaunya

Hal senada disampaikan Kepala BAPPEDA Dwi Rahayu. Ia menyampaikan saat ini Kota Malang semakin luar biasa dan bewarna. Dengan menulis Buku Balaikota Menulis ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat. “Mudah-mudahan para penulis buku juga semakin luar biasa dalam menulis,” ucapnya.
Sementara dari perwakilan masyarakat, Arief Wibisono atau akrab disapa Bison memberikan saran agar Kota Malang dapat menjadi Kota Literasi.
“Itu harus dicanangkan, didorong oleh ASN menulis. Ini luar biasa dan kebanyakan penulis berasal dari luar pemerintah. Jika didorong dari pemerintah untuk mencanangkan, maka Kota Literasi lebih kuat dasarnya. Di Kota Malang ini banyak prasasti dan itu menjadi momen yang bisa untuk dikejar,” urainya.
“Jika sudah dicanangkan sebagai Kota Literasi kita buat agenda tiap tahun untuk menulis di Kota Malang,” pungkas Bison. (Har/YD)