
KOTA MALANG – malangpagi.com
Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang mengelar kegiatan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Clean, Health, Safety and Environment (CHSE) di Hotel Atria, Kota Malang, Sabtu (28/11/2020).
Kegiatan ini diselenggarakan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat serta pelaku industri di sektor pariwisata, tentang perilaku adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19.
CHSE merupakan program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama jajaran dinas pariwisata provinsi hingga daerah. Kegiatan ini memberikan petunjuk bagi pelaku usaha pariwisata cara membuat satu kondisi aman dan nyaman. Tidak hanya kepada wisatawan, melainkan juga terhadap pelaku usaha pariwisata.
Dalam sambutannya, Kepala Disporapar Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni mengingatkan setifikasi CHSE penting untuk menciptakan kepercayaan wisatawan berkunjung ke Kota Malang
“Hal ini memberikan kepastian kepada wisatawan yang akan bertandang ke daerah wisata. Mereka tentunya akan mendapatkan kepastian pelayanan wisata yang memenuhi standar kesehatan, kebersihan dan kenyamanan,” papar Ida Ayu.
Menurutnya, para pelaku usaha pariwisata di Kota Malang telah mendapat sosialisasi tentang konsep CHSE. Selanjutnya dilakukan verifikasi terhadap usaha pariwisata tersebut, baik itu restoran, kafe, hotel, hiburan dan lainnya, selanjutnya akan diberi stiker sebagai tanda telah menerapkan protokol kesehatan.
“Sejak awal Agustus hingga Oktober sudah kita lakukan verifikasi penerapan protokol kesehatan. Saat ini sebanyak 12 pelaku usaha yang mengaplikasikan konsep CHSE sudah memperoleh sertifikat dari Kemenparekraf. Sedangkan lainnya sudah mengajukan, tapi masih dalam proses,” terangnya.
Pemahaman konsep CHSE, terlebih sertifikat CHSE yang didapat pelaku usaha, tentunya akan menambah kepercayaan wisatawan. Maka dari itu, pelaku usaha yang belum memiliki sertifikat CHSE, diharapkan untuk segera mengajukan.
Di samping itu, Ida Ayu juga menyarankan agar setiap kantor, rumah ataupun tempat usaha untuk menanam tanaman yang bisa dikonsumsi, seperti halnya yang diterapkan di kantor Disporapar Kota Malang.
“Selain untuk ketahanan pangan, oksigen yang dihasilkan dari sayuran dapat memperbaiki lingkungan,” pungkasnya.
Acara Sosialisasi dan Bimtek CHSE kali ini menghadirkan tiga orang pemateri. Sesi pertama diisi oleh Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Malang, dr. Husnul Muarif yang menjelaskan pentingnya penerapan CHSE oleh para pelaku pariwisata.
Dalam kesempatan tersebut, dr. Husnul juga menerangkan kondisi rumah sakit rujukan Covid di Kota Malang saat ini yang mengalami overcapacity, tidak mampu lagi menerima pasien baru karena kapasitasnya sudah penuh.
Sesi kedua dengan pembicara Kabid Usaha Sarana Pariwisata untuk Industri Pariwisata Disbudpar Provinsi Jawa Timur, Hariyanto menjelaskan, setiap bidang usaha pariwisata ada panduan dan pedomannya, dapat diunduh di https://chse.kemenparekraf.go.id
Di sesi terakhir, Prof. Dr. Widji Astuti, SE MM CPM.A selaku Ketua Program Diploma Kepariwisataan dari Universitas Merdeka Malang menyarankan agar operator tur meminta para wisatawan menunjukan bukti tes swab sebelum melakukan perjalanan wisata, dan kembali melakukan hal yang sama sebelum pulang
Menurutnya hal tersebut harus diterapkan, agar tidak terulang peristiwa yang terjadi di Bromo. Di mana sekeluarga pejabat yang sepulang dari berlibur di Gunung Bromo terindentifikasi terkena Covid-19.
Reporter : Christ
Editor : MA Setiawan