JAKARTA – malangpagi.com
Organisasi International Taekwon-Do Federation (ITF) Indonesia baru saja mencanangkan Hari Taekwon-Do Indonesia, yang ditetapkan pada 17 Desember. Penetapan hari tersebut diambil dari hari kelahiran sosok penting yang mengawali tonggak perkembangan beladiri Taekwon-Do di tanah air.
Tokoh tersebut adalah Harno Omar (Ong Hock Hua), pria kelahiran 17 Desember 1948, yang mulai mengajarkan beladiri asal Korea tersebut pada akhir 1970 di Perdagangan, sebuah kota kecil di Sumatera Utara, selepas menyelesaikan studinya di Penang, Malaysia.
Harno tercatat sebagai penyandang sabuk hitam Taekwon-Do pertama di Indonesia. Selain itu, Ia adalah orang pertama yang mendapat mandat langsung dari sang pencipta beladiri Taekwon-Do, Jenderal Choi Hong Hi, sebagai pioner dalam pengembangan beladiri yang didominasi teknik tendangan tersebut ke seluruh pelosok nusantara.
Pengembangan Taekwon-Do di bawah Harno Omar makin pesat, setelah Ia dan teman-temannya membuka sebuah dojang (gedung latihan) besar di Medan. Pada 1973, Ia pun menggagas berdirinya organisasi Taekwon-Do pertama di tanah air, Persatuan Taekwon-Do Indonesia (PTI), yang kelak menjadi cikal bakal organisasi Taekwon-Do terbesar di tanah air, PBTI (Pengurus Besar Taekwondo Indonesia).
Namun sayang, Harno Omar tak sempat melihat pesatnya perkembangan Taekwon-Do di Indonesia saat ini. Harno wafat di usia 26 tahun, pada 6 September 1975, di Michigan, Amerika Serikat. Dari sejumlah sumber, Harno diketahui meninggal akibat terserang wabah nyamuk Michigan, yang saat itu menjadi pandemi di wilayah tersebut.
Abu jenazah Harno Omar dibawa kembali ke Medan, dalam sebuah guci berwarna perunggu, yang merupakan anugerah dari Jenderal Choi Hong Hi, Presiden ITF saat itu. Pada guci tersebut disematkan gelar ‘Father of Taekwon-Do Indonesia (Bapak Taekwon-Do Indonesia)’. Abu jenazah Harno hingga kini disemayamkan di Tanjung Morawa, Deli Serdang.
“Penetapan Hari Taekwon-Do Indonesia ini adalah sebuah penghormatan bagi sosok yang sangat penting bagi perkembangan beladiri Taekwon-Do di Indonesia. Ironisnya, dalam perkembangan sejarah, banyak generasi sekarang yang tidak tahu sosok Harno Omar,” ucap Presiden ITF Indonesia, Ivan Antonius, kepada Malang Pagi, Jumat (17/12/2021).
“Maka dari itu, dipilihnya tanggal kelahiran Harno Omar, tak lepas dari upaya untuk kembali mengenalkan sosok beliau. Seluruh praktisi Taekwon-Do di tanah air tidak boleh lupa akan jasa-jasanya,” imbuh penyandang Dan VI ITF itu.
Sementara itu, pihak keluarga melayangkan apresiasi terhadap dipilihnya tanggal kelahiran Harno Omar sebagai peringatan Hari Taekwon-Do Indonesia.
“Kami dari pihak keluarga berterima kasih, karena masih ada insan-insan yang sudi mengingatkan khalayak tentang sosok Harno Omar. Selama ini beliau seolah dilupakan,” tutur Suginto Ong, salah satu adik Harno Omar.
“Padahal Harno Omar telah mendedikasikan hidupnya untuk Taekwon-Do. Bahkan dirinya ke Amerika hingga akhir hayatnya juga untuk mendalami ilmu beladiri yang dicintainya itu. Kami atas nama keluarga sangat mendukung. Semoga generasi penerus selalu mengingat perjuangan Harno Omar,” tandasnya. (MAS)