
KOTA MALANG – malangpagi.com
Muhammad Rifqi Athallah (20), mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), berhasil meraih medali perak di ajang Asia Taekwon-Do Virtual Tul Championship 2021, yang diselenggarakan secara daring pada 20–30 November 2021 lalu.
Prestasi ini tidaklah sembarangan, karena event tersebut merupakan kejuaraan resmi International Taekwon-Do Federation (ITF), dengan kolaborasi penyelenggara Malaysia dan Hong Kong.
Event ini diikuti lebih dari 700 peserta dari 16 negara. Tak hanya dari benua Asia, tercatat ada sejumlah peserta dari belahan Eropa juga turut berpartisipasi. Ajang Asia Taekwon-Do Virtual Tul Championship 2021 mempertandingkan total 38 kategori, dan masing-masing hanya dipilih tiga peserta terbaik.
Indonesia turut ambil bagian di event bergengsi tersebut, dengan mengirimkan sembilan peserta. Hasil yang diraih pun cukup memuaskan. Tim Merah Putih berhasil mendulang satu medali emas dan satu medali perak.
Peraih medali emas dari Indonesia adalah Kezia Annaya Panjaitan asal Pekanbaru. Sedangkan Rifqi asal Kota Malang meraih medali perak. Untuk juara umum diraih Malaysia, diikuti Hong Kong, Jepang, dan Korea Selatan.
Tak hanya mengirimkan atletnya, Indonesia juga mengirimkan tiga sabuk hitam untuk bertugas sebagai anggota dewan juri dalam kejuaraan ini, bergabung dengan 75 juri lainnya dari berbagai negara. Mereka adalah Ivan Antonius dari Jakarta, Rizal Priyo Sugihartono dari Sidoarjo, dan Meta Andri Setiawan asal Kota Malang.
Meta Andri Setiawan, yang juga menjadi pelatih Rifqi, mengungkapkan bahwa pihaknya tidak mematok target muluk dalam event ini. “Prinsipnya, saya ingin anak-anak merasakan kompetisi yang ketat. Bukan yang kalah menang semua dapat medali. Sehingga mereka akan memiliki standar yang lebih tinggi ke depannya. Apalagi lawan-lawannya dari manca negara,” ucapnya kepada Malang Pagi, Senin (6/12/2021).
Meskipun kompetisi kali ini terbilang sangat berat, pria yang 33 tahun menekuni olahraga beladiri asal Korea ini bersyukur, karena berhasil meloloskan satu anak didiknya menjadi peraih medali.
“Dari empat atlet Kota Malang yang ikut, hanya satu yang meraih medali. Memang lawannya bagus-bagus. Tapi saya optimistis kualitas atlet kita mampu bersaing di level internasional,” pungkas Sabum Meta, sapaan karibnya.
Kepada Malang Pagi, Rifqi mengaku alasan keikutsertaannya pada kejuaraan ini karena ingin mencoba berkompetisi pada kategori tul (jurus). Sebelumnya, bungsu dari dua bersaudara ini hanya fokus pada kategori sparring atau pertarungan.
“Saya tidak menyangka dapat meraih medali perak pada kejuaraan Asia. Apalagi ini adalah kejuaraan perdana saya di tingkat internasional,” ujar Rifqi.
“Awalnya saya sempat pesimistis, melihat lawan-lawan dari negara lain yang lebih berpengalaman. Tapi setelah mengetahui bahwa saya meraih medali, saya sangat senang dan bersyukur,” tandas warga Kelurahan Karang Besuki, Kecamatan Sukun itu. (Tim MP)