
KOTA MALANG – malangpagi.com
Kondisi jalan di kawasan Pasar Induk Gadang, Kota Malang, kembali menjadi sorotan masyarakat. Lubang yang semakin banyak dan permukaan jalan yang rusak parah membuat para pengguna jalan, terutama pedagang dan pengendara, merasa resah. Situasi ini semakin diperburuk dengan curah hujan tinggi yang belakangan kerap mengguyur Kota Malang.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Dandung Djulharjanto, mengungkapkan bahwa sebenarnya perbaikan jalan di sepanjang kawasan Pasar Induk Gadang telah dianggarkan sejak tahun 2024. Namun, rencana tersebut tertunda karena adanya efisiensi anggaran dari pemerintah pusat, khususnya pada Dana Alokasi Khusus (DAK) yang semula dialokasikan untuk proyek jalan.
“Kami sudah menganggarkan mulai tahun 2024, tetapi karena ada efisiensi dari pusat, dana DAK untuk jalan ditarik semua,” jelas Dandung, Jumat (24/10/2025).
Meski begitu, Dandung memastikan bahwa proyek perbaikan jalan ini tetap masuk dalam perencanaan jangka menengah Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Dikatakannya, Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang juga tengah mempersiapkan penataan ulang kawasan Pasar Induk Gadang, di mana posisi pasar akan dimundurkan sekitar 10 meter.
“Dengan mundurnya pasar nanti, kita bisa membuat jalan kembar seperti di area jembatan. Tapi karena keterbatasan anggaran, tahun ini belum bisa ditangani,” terangnya.
Lebih lanjut, Dandung mengatakan, jika perbaikan dilakukan secara sementara, hasilnya tidak akan bertahan lama karena intensitas kendaraan berat yang melintas di kawasan tersebut sangat tinggi. Selain itu, limbah air dari aktivitas pasar, terutama air sisa ikan, juga turut mempercepat kerusakan jalan.
“Kalau diperbaiki sementara, maksimal hanya bertahan satu sampai dua bulan. Jadi percuma, apalagi kendaraan berat dan air limbah pasar ikut merusak,” ujarnya.
Ia menargetkan perbaikan permanen akan dilakukan pada tahun 2026, dengan metode pencoran beton agar jalan lebih kuat dan tahan lama. Selain itu, jalur di kawasan tersebut juga akan diperlebar menjadi dua arah untuk mengurai kepadatan lalu lintas.
“Rencananya nanti tidak diaspal lagi, tapi dicor agar lebih kuat dilalui kendaraan berat. Sekaligus dijadikan dua jalur mulai dari jembatan,” tegas Dandung.
Dandung memperkirakan anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp12 miliar, namun pelaksanaannya masih menunggu alokasi dana yang pasti setelah efisiensi selesai dilakukan.
“Anggarannya sekitar Rp12 miliar, tapi saat ini masih dalam tahap efisiensi,” pungkasnya. (YD)















