
SAMPANG – malangpagi.com
Puluhan aktivis yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Sampang (AMS) melakukan aksi di depan Gedung DPRD Sampang, Jalan Wijaya Kusuma, Kabupaten Sampang, pada Rabu (1/9/2021).
Aksi turun ke jalan itu digelar sebagai bentuk penolakan atas pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di 111 Desa yang akan diselenggarakan pada 2025 mendatang.
Para demonstran berorasi sambil melakukan long march, mulai Jalan KH Wahid Hasyim hingga ke depan Gedung DPRD Sampang sambil mengusung sejumlah poster bernada protes, salah satunya bertuliskan “Tolak Pilkades 2025”.
Koordinator aksi, Moh Riswanto mengungkapkan, kedatangan massa ke Gedung DPRD Sampang untuk mendesak para anggota Dewan agar menggunakan hak dan fungsinya menolak secara kelembagaan, terkait Surat Keputusan (SK) Bupati Sampang Nomor 188.45/272/KEP/434.013/2021, tentang Pilkades serentak pada 2025.
“Kami meminta untuk dijadikan pertimbangan pelaksanaan Pilkades tersebut agar digelar pada 2022/2023,” tegas Riswanto.
Dirinya menjelaskan, jika pelaksanaan Pilkades tetap digelar pada 2025, akan mengakibatkan Pemerintah Daerah mengisi kekosongan kursi Kepala Desa (Kades) dengan Pejabat Sementara (Pj).
Riswanto mensinyalir, hal tersebut dapat memunculkan potensi terjadinya jual beli jabatan, seperti yang terjadi di Kabupaten Probolinggo.
“Kami khawatir Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang terjadi di Probolinggo, yang indikasinya jual beli jabatan, juga akan terjadi di Sampang,” terangnya.
Dirinya berharap, DPRD Kabupaten Sampang menolak secara kelembagaan terkait pelaksanaan Pilkades 2025.

Sementara itu Ketua DPRD Sampang, Fadol, didampingi beberapa anggota Dewan menemui para demonstran dan melayangkan apresiasi atas aksi mereka.
Namun, dirinya enggan memberikan tanggapan secara detail. Sebab lebih ingin masalah tersebut dibicarakan di dalam gedung DPRD, dengan suasana yang lebih tenang.
“Silakan tulis nama koordinator dan nomor hape-nya, agar kami hubungi dan bisa dibicarakan di dalam Gedung DPRD,” ujarnya.
Tawaran tersebut ditolak para demonstran, dan memilih terus bertanya di dalam aksi.
Pada akhirnya, para anggota DPRD Sampang memilih masuk ke dalam gedung, meninggalkan para demonstran yang tak lama kemudian membubarkan diri. (Wid/MAS)