Kota Malang, malangpagi.com
Kota Malang dilingkupi duka mendalam lantaran sang maestro tari tradisional modern Rahmat Budiri atau yang lebih dikenal dengan nama Budi Ayuga pendiri sanggar tari Budi Ayuga Dancer, telah berpulang ke rahmatullah, setelah kurang lebih 21 hari bergelut dengan sakit yang dialaminya.
Budi (53) sapaan akrabnya harus mengalami kecelakaan saat mengisi sebuah acara di Kota Malang (27/07/2019) yang pada akhirnya menjadi satu persembahan terakhirnya sebagai seorang seniman serba bisa.
Ratusan kawan, tetangga, anak didik, keluarga dan beberapa pejabat pemerintah Kota Malang, menggantar pria yang di kenal ramah ini keperistirahatannya yang terakhir.
Tampak juga walikota Batu Dewanti Rumpoko, manajer AREMA Agus Suryanto datang melayat ke rumah duka di kawasan Tanjung Rejo, Kecamatan Sukun kota Malang.
Sementara untuk pelepasan jenazah dari rumah duka menuju ke pemakaman umum setempat dipimpin langsung oleh Wasto, Sekda Kota Malang.
Untuk mengenang kembali sosok Budi Ayuga awak media hari ini (13/08/2019) berkesempatan berkomunikasi dengan pejabat dan pelaku seni Kota Malang melalui pesan singkat WA.
Wakil walikota Malang Sofyan Edi Jarwoko menyatakan, “sosok almarhum Mas Budi Ayuga pertama kita semua sangat kehilangan dan bela sungkawa, almarhum adalah sosok seniman yg berkarakter dan berintegritas, setia sampai akhir hayat pada profesinya yang Insya’alloh sangat menginspirasi bagi kita semua yg mengenal almarhum, semoga karya-karyanya menjadi amal sholeh yang tidak pernah putus sebagai bekal bermanfaat untuk jalannya menghadap sang khaliq amin, semoga khunul khotimah,” ungkapnya.
Senada dengan Wakil Walikota Malang, Kepala Disbudpar Kota Malang Ida Ayu menyampaikan, “Mas budi orang baik, ramah dan ulet dalam berkarya, harumnya kota Malang sebagai kota kreatif salah satunya sumbangsih beliau sebagai pelaku budaya yang selalu menggali dalam penciptaan karya tari”,
Lebih lanjut saat kami bertanya harapan kedepan kepada para seniman dan budayawan Kota Malang terutama seni tari, wanita yang akrab di panggil Bu Ida ini menambahkan, “Untuk tari kreasi konsumsi pariwisata dengan tetap berpedoman tari tradisi,” pungkasnya.
Disisi lain menurut direktur Museum Musik Indonesia (MMI) Hengki Hermawan menyatakan, “MMI beberapa kali mementaskan karya tari Budi Ayuga. Saya merasakan spirit cinta tanah air pada diri Budi Ayuga. Anak-anak didiknya pernah tampil satu panggung dengan anak didik Guruh Sukarno di Gedung Kesenian Gajayana.
“MMI juga berencana mendukung pentas peringatan 35 tahun Budi Ayuga Dancer yang rencananya akan digelar 24, 25, 26 Agustus ini. Sound system sekitar 5.000 watt telah kami siapkan. Sayang beliau telah dipanggil Allah SWT. Semoga karya-karyanya menjadi inspirasi pengembangan seni tari di Kota Malang, ” pungkasnya.
Reporter : Hermin
Editor : Ana