KOTA MALANG – malangpagi.com
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang berkolaborasi dengan Universitas Brawijaya mengadakan sosialisasi pasar modal, bertempat di Gedung Samantha Krida, Kamis (29/2/2024).
Kepala Departemen Pengaturan Dan Pengembangan Pasar Modal OJK, Antonius Hari menyebutkan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan minat generasi muda terhadap investasi dan pasar modal sebagai salah satu pilar penting ekonomi Indonesia.
Ia menyampaikan pentingnya literasi keuangan, khususnya pengetahuan tentang pasar modal bagi generasi muda. “Generasi muda merupakan penerus bangsa yang perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan tentang pasar modal. Dengan demikian, mereka dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional serta membangun kesejahteraan pribadi dan keluarga,” ucapnya saat ditemui seusai kegiatan.
“Dari seluruh rangkaian kegiatan SEPMT di tahun 2024 ini, OJK memilih Kota Malang sebagai tempat pertama pelaksanaan acara dengan pertimbangan bahwa Kota Malang dan sekitarnya memiliki potensi yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi yang menjadi penopang ekonomi di provinsi Jawa Timur sehingga perlu terus digali dan dioptimalkan,” sambungnya.
Anton cukup prihatin dengan fenomena banyaknya masyarakat yang terjebak pada penipuan berkedok investasi. Bahkan, korbannya pun tak hanya dari kalangan masyarakat menengah ke bawah, namun juga masyarakat yang terdidik dan memiliki akses informasi yang sangat baik, seperti mahasiswa, pegawai swasta, ASN, dan BUMN.
“Hal inilah yang kemudian perlu kita sikapi bersama dengan terus menjalin sinergi dan kerja sama guna memerangi segala aktivitas penipuan berkedok investasi. Saat ini OJK juga mendapatkan amanat dan mandat baru sesuai UU P2SK yaitu melakukan pengawasan terhadap keuangan derivatif dan bursa karbon, Inovasi Teknologi Sektor Keuangan dan Aset Digital, termasuk kripto, serta perilaku pelaku jasa keuangan/market conduct,” serunya.
Dia mengungkapkan dengan tambahan tugas yang cukup berat ditambah ekspektasi dari pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan, OJK perlu untuk terus proaktif dan kolaboratif dengan menjalin sinergi, kolaborasi, dan kerja sama baik dengan pemerintah maupun dengan berbagai pihak.
“Kehadiran OJK di wilayah Malang ini selain sebagai wujud komitmen untuk mendukung program pemerintah daerah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, diharapkan dapat turut menciptakan iklim investasi yang sehat dan terpercaya sekaligus memperkuat kedudukan Malang sebagai barometer pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur,” lugasnya.
Dalam rangka mengimplementasikan hal tersebut, Anton menerangkan di tahun 2024 ini OJK tengah menyusun program dan kebijakan dalam rangka meningkatkan perlindungan investor. Diantaranya, peningkatan kualitas pengawasan SCF melalui Revisi POJK SCF, peningkatan kualitas pengelolaan investasi melalui pengaturan rating reksa dana, serta perubahan peraturan Dana Perlindungan Pemodal untuk mencakup coverage kehilangan aset investor untuk Efek Reksa Dana dan SCF.
Sementara itu, Wakil Rektor III Universitas Brawijaya, Ali Safaat menekankan pentingnya kerja sama antara institusi pendidikan dengan lembaga keuangan seperti OJK untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan praktis yang relevan.
“Universitas Brawijaya berkomitmen untuk mendukung kegiatan ini sebagai bagian dari upaya kami dalam menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik tapi juga paham tentang pasar modal,” kata dia.
Ali menjelaskan seminar Pasar Modal ini dihadiri oleh 2.000 mahasiswa yang berasal dari mahasiswa di lingkungan Universitas Brawijaya Malang serta ratusan mahasiswa dari 6 kampus lainnya di wilayah Malang.
“Kegiatan sosialisasi pasar modal ini tidak hanya membuka mata generasi muda tentang pentingnya berinvestasi untuk masa depan tetapi juga menempatkan langkah awal bagi mereka untuk menjadi bagian dari ekosistem ekonomi yang lebih luas,” tegasnya.
“Melalui sosialisasi ini, kami berharap mahasiswa dan generasi muda pada umumnya dapat lebih memahami dan tertarik untuk terlibat dalam pasar modal. Ini adalah investasi untuk masa depan mereka sendiri serta kontribusi nyata mereka untuk ekonomi negara,” harapnya.
“Saya mulai berinvestasi sejak tahun kedua saya di universitas. Awalnya saya ragu, tapi setelah mempelajari lebih lanjut dan mendapatkan bimbingan dari seminar seperti ini, saya menjadi lebih percaya diri. Investasi di pasar modal telah membantu saya dalam mengatur keuangan pribadi dan bahkan membantu membayar biaya kuliah,” ujar Salah satu mahasiswa FEB UB, Andre.
“Saya sangat senang bisa mengikuti sosialisasi ini. Sebelumnya, saya tidak tahu banyak tentang pasar modal, tetapi sekarang saya lebih mengerti cara berinvestasi dan melihat peluang di pasar modal,” pungkasnya. (MK/YD)