KOTA MALANG-Malangpagi.com
Ormas Malang Bersatu (OMB) mengecam keras aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Kota Malang yang diwarnai kericuhan dan tindak anarkistis pada Kamis (8/10/2020) lalu.
Menyikapi hal tersebut, OMB menggelar aksi damai berupa pemasangan banner yang berisi pesan perlawanan terhadap segala bentuk anarkisme, di seputar Alun Alun Tugu Malang, Jumat (9/10/2020).
Malam sebelumnya, OMB juga turut membersihkan sampah dan fasilitas umum yang rusak pasca demonstrasi menolak UU Cipta Kerja yang berujung ricuh.
Koordinator OMB, Dersi Hariono mengecam aksi demonstrasi yang berujung anarkisme di depan gedung DPRD Kota Malang. Sebenarnya pihaknya sangat mendukung dan menghormati kebebasan menyampaikan aspirasi di depan umum, namun Ia menyayangkan aksi demonstrasi yang seharusnya dilakukan dengan damai harus dicederai dengan aksi anarkis.
“Aksi pembakaran dan perusakan fasilitas umum sangat mencederai makna demokrasi, serta menodai perjuangan para demonstran. Di samping itu, atmosfer Kota Malang sebelumnya dikenal kondusif bagi demokrasi,” ungkap pria yang biasa dipanggil Gus Dersi itu kepada Malang Pagi, Jumat (9/10/2020).
Gus Dersi yang juga menjabat Ketua DPC Barikade Gus Dur Kota Malang ini menegaskan, atas terjadinya aksi demonstrasi yang berujung anarkisme, OMB mengutuk keras.
Ormas Malang bersatu, yang di dalamnya tergabung 27 organisasi kemasyarakatan dan komunitas, menyatakan siap berada di garda terdepan melawan segala bentuk tindak anarkisme, agar kejadian serupa tidak terulang lagi di Kota Malang.
“Kami tak segan-segan melawan segala bentuk anarkisme jika kembali terjadi. Tak hanya itu, kami juga siap mencari pelaku-pelakunya. Semua demi menjaga Kota Malang tetap aman dan kondusif,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPRD Kota Malang, I Made Rian Diana Kartika mengucapkan terima kasih kepada OMB, karena telah memberikan dukungan moril kepada DPRD Kota Malang.
“Peristiwa Kamis kemarin memang di luar kendali pihak DPRD Kota Malang maupun aparat keamanan. Perwakilan demonstran sudah kami ajak masuk untuk berdialog dan diskusi. Tapi mereka menolak,” ungkap Made.
Pihaknya juga menjelaskan, perwakilan demonstran sempat memintanya keluar gedung DPRD. Made ganti menolak permintaan tersebut. Karena tak seorang pun yang bisa menjamin keselamatannya. Sehingga Ia memilih tetap bertahan di dalam gedung DPRD Kota Malang hingga sore hari.
“Terkait isu bahwa kami tidak di tempat, itu jelas tidak benar. Karena kami (saat kericuhan) sedang bahu-membahu bersama para staff DPRD dan aparat, mengamankan kegiatan pameran UMKM batik yang sedang berlangsung di lobi gedung. Prioritas utama kami adalah keselamatan peserta dan pengunjung pameran,” terang politisi PDI Perjuangan itu.
Made mengapresiasi kesigapan aparat keamanan dalam menjaga gedung DPRD Kota Malang, baik di luar maupun di dalam gedung. Terutama saat massa mulai merangsek masuk ke dalam gedung DPRD.
“Atas peristiwa yang telah terjadi, mari kita petik hikmahnya saja. Semoga kejadian tersebut jadi yang pertama dan yang terakhir. Tidak sampai terulang lagi. Mari bersama-sama bersatu menjaga Kota Malang tetap aman dan kondusif,” tutupnya.
Turut hadir di acara tersebut, antara lain Wakil Walikota Malang Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko, serta anggota DPRD Kota Malang, Jose Rizal dan Pujianto SE
Reporter : Doni Kurniawan
Editor : MA Setiawan