KOTA BATU – malangpagi.com
Indonesia darurat pemuda Demokrasi, mengingat arus politik Indonesia saat ini begitu miris, saling sekam menghalalkan segala cara demi tujuan ambisi, mungkin gambaran politik saat ini sebagai acuan pemuda yang mulai mengenal dunia politik seperti halnya Mahasiswa, Selasa (11/12/2018).
Pemilu Raya Mahasiswa Unisma yang diselenggarakan saat ini sangat terstruktur layaknya Pemilu Negara, terdapat pembentukan KPU, Bawaslu, dan MBP pusat dan fakultas, proses jalanya pemilu juga lengkap dengan syarat syarat ketentuan KPU.
Sayangnya para Mahasiswa sudah terkontaminasi mental mental pelaku politik tidak sehat, apa memang pihak pendamping dari kampus tidak memberi arahan tentang wawasan pendidikan politik baik, bijak dan bersih, apa mungkin pergerakan arus politik di Unisma memang seperti itu sehingga Mahasiswa meniru gaya politik kampusnya.
Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia (PBSI) Unisma salah satu gambaran tidak sehatnya cara politik mahasiswa, terindikasi panitia pelaksana pemilihan tidak transparan dari segi sistem pendaftaran hingga keputusan KPU, hal ini yang disesalkan sebagian mahasiswa yang mencalonkan diri merasa ada ketidakwajaran dalam jalanya pemilu ini.
“Memang sulit persaingan di Unisma kalau kita maju tanpa ada bendera, karna mayoritas di Unisma mereka maju dengan bendera yang punya power dari pihak pihak atas, disini kami netral dan menjunjung misi kerukunan di kampus ini,” ujar salah satu mahasiswa yang tak berkenan menyebut inisialnya.
Ketua KPU fakultas PBSI ketika dikonfirmasi malangpagi.com terkait masalah ketidakmaksimalan dalam menjalankan sistem KPU justru enggan memberikan komentar dan tak ada tanggapan.
Jika mental pemuda Indonesia sudah seperti ini apa masih ada istilah pemuda penerus bangsa, apabila penerus bangsa seperti ini Indonesia tidak akan menemukan titik terang sampai kapanpun, pihak pendidik Unisma harus menanggapi ini, kalau perlu ada akademik khusus tentang politik agar total belajar tentang dunia politik.
Universitas tempat belajar ilmu apapun untuk bekal kelak di dunia luar, karakter akan menentukan gimana cara metode pengajaran saat masih menjadi mahasiswa, semoga mental mahasiswa bukan mental pecundang, mahasiswa atau pemuda sebagai penerus bangsa yang punya kemampuan, wawasan yang luas dengan baik, bijak dan bersih sehingga bisa membangun Indonesia lebih baik.
Reporter : Saiful
Editor : Putut