
KOTA MALANG – malangpagi.com
Sore hari menjelang berbuka puasa bersama (Minggu, 2/5/2021), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional) Universitas Negeri Malang (UM) memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) bersama 70an warga, seniman, dan pegiat seni di Kampung Budaya Polowijen (KBP).
Praktik-praktik pendidikan yang berbasis budaya, menjadikan GMNI UM memilih KBP sebagai tempat peringatan Hardiknas. Acara dikemas dalam bentuk gerakan peduli, dengan membagikan bingkisan Ramadan dari GMNI UM bersama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Komisariat Malang, dan INSPIRE Group.
Ki Demang selaku enggagas KBP menyampaikan terima kasih kepada para donatur yang telah memberikan bingkisan kepada warga KBP, atas dedikasi dalam menjaga tradisi dan pelestarian budaya.
“Warga KBP menjadikan rumahnya sebagai tempat pendidikan seni budaya, mendidik moral, karakter, dan kepribadian warganya sebagai orang Jawa yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila,” terang pria yang bernama asli Isa Wahyudi itu.
Kegiatan peringatan Hardiknas diisi dengan berbagai kegiatan. Seperti menyanyikan lagu-lagu nasional, tari-tari tradisional, tembang macapat, mendongeng, deklamasi, baca puisi, serta orasi pendidikan.
“Peringatan ini juga dijadikan ajang untuk bukber (buka bersama). Di mana warga membawa takjil dan saling tukar untuk kemudian disantap bersama,” ungkap Ketua Panitia, Ita Wijayanti yang merupakan mahasiswa D3 Perjalanan Pariwisata Program Diploma Kepariwisataan Unmer (Universitas Merdeka) Malang yang sedang menempuh magang di KBP.
Pada kesempatan tersebut, Prof. Dr. Sumarmi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial UM dalam orasi pendidikannya, memberikan apresiasi kepada KBP sebagai sebuah kampung kecil yang unik, antik, dan kreatif, yang konsisten dalam pelestarian tradisi dan budaya.
Karenanya tepat kiranya bahwa KBP ternyata mengembangkan Teori Trikon (Kontinyuitas, Konvergensi dan Konsentris) yang digagas oleh Ki Hadjar Dewantara, untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan nasional Indonesia.
“KBP ini telah mempraktikkan ajaran Ki Hajar Dewantara dan memadukan unsur-unsur pendidikan ke dalam pelestarian budaya, yang mampu membentuk jati diri warga sebagai bangsa. Pemaduan itu dilakukan secara konvergensi dengan memilih dan memilah secara selektif kebudayaan yang sesuai dengan kepribadian Pancasila, dan pemaduannya dilakukan secara adaptif alami dan berdasarkan kearifan warga kampungnya,” papar Prof. Sumarmi.
Prof. Sumarmi yang merupakan Guru Besar Geografi Lingkungan ahli di bidang tata ruang, yang menjadi motor penggerak Merah Putih di kampus UM, menawarkan kerja sama dengan KBP untuk pengembangan pendidikan multikultural dan penguatan jiwa-jiwa nasionalisme, agar budaya lokal yang dikembangkan di KBP sekaligus sebagai ajang atau tempat praktik merdeka belajar.
Acara ditutup dengan membagikan 60 bingkisan Ramadan dan buka puasa bersama yang dipandu oleh Dr. Ana Sopanah selaku perwakilan dari Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) Komisariat Malang.
“Ini kali ketiga IAI memprioritaskan KBP sebagai apresiasi terhadap warga yang peduli dengan pendidikan budaya di Malang,” terang Ana, yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Widyagama Malang.
Reporter : Tanto
Editor : MA Setiawan