
MALANG – malangpagi.com
Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, diterjang angin puting beliung yang menyebabkan puluhan rumah warga rusak. Berdasarkan data sementara, tercatat sebanyak 81 rumah terdampak, dengan rincian 9 rumah rusak berat, 14 rusak sedang, dan 57 rusak ringan.
Kepala Urusan Tata Usaha Desa Sumbersekar, Amin Anjilin, yang ditunjuk sebagai juru bicara, menyampaikan bahwa data masih terus diverifikasi oleh pihak desa dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang.
“Data sementara masih bergerak. Mungkin sore nanti baru bisa kami pastikan secara final,” ujar Amin, Senin (3/11/2025).
Amin mengatakan, tiga Kepala Keluarga (KK) terpaksa mengungsi karena rumah mereka mengalami kerusakan berat, terutama bagian atap yang hilang diterjang angin.
“BPBD sudah memberikan bantuan darurat berupa terpal. Rumah warga yang terdampak kini ditutupi terpal sementara, sembari menunggu bantuan material dari pemerintah daerah,” terangnga.
Bencana angin puting beliung tersebut melanda Dua Dusun, yakni Dusun Semanding dan Dusun Krajan. Titik awal terjangan dilaporkan terjadi di kawasan Pondok Pesantren Arrohmah Putri, sebelum kemudian berputar ke arah perumahan warga di Semanding RT 3, yang menjadi wilayah terdampak paling parah.
“Anginnya berputar sangat cepat, dan kejadian itu tidak sampai lima menit. Namun dampaknya luar biasa,” ungkap Amin.
Amin menyampaikan bahwa BPBD Kabupaten Malang telah menetapkan masa tanggap darurat selama tujuh hari untuk penanganan bencana ini. Posko sementara pun telah dibuka guna menampung laporan kerusakan dan penyaluran bantuan kepada warga.
“Kalau nanti semua sudah tertangani dengan baik, posko akan segera ditutup,” jelas Amin.
Meski bantuan sembako sudah tersalurkan dari pihak desa, namun warga kini masih membutuhkan bantuan material bangunan seperti asbes dan spandek untuk memperbaiki rumah yang rusak.
“Saya sudah keliling ke beberapa rumah warga terdampak. Banyak yang sangat membutuhkan material bangunan karena terpal sifatnya hanya sementara,” ujarnya.
Amin menuturkan, sebagian warga masih trauma akibat kejadian tersebut. Meskipun fenomena seperti ini jarang terjadi di Sumbersekar, kekhawatiran tetap ada mengingat faktor cuaca yang sulit diprediksi.
“Dulu pernah terjadi, tapi anginnya kecil. Yang kemarin ini parah sekali. Kami tetap berupaya siaga kalau sewaktu-waktu terjadi lagi,” tutupnya. (YD)















