![](https://malangpagi.com/wp-content/uploads/2024/02/InShot_20240220_080835419-1024x576.jpg)
KOTA MALANG – malangpagi.com
Sederhana namun penuh khidmat dan sarat suasana kekeluargaan. Haul ke -14 Gus Dur (KH Abdurahman Wahid) diperingati di Sekolah Budaya Tunggulwulung (SBT) yang berada di Jalan Sasando No 9, Kelurahan Tunggulwulung Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, Minggu (18/2/2024).
Dengan mengusung tema Meneladani Budaya Cinta Demokrasi Gus Dur, Haul ke – 14 Gus Dur ini diisi dengan beberapa rangkaian acara. Diantaranya pembacaan Yasin dan Tahlil, penampilan Tari Topeng Malangan, pembacaan Puisi Kebangsaan, Orasi Kebangsaan, pertunjukan Wayang Wolak-Walik, Doa Lintas Iman serta Uri-Uri Aksara Kawi dan Kanjuruhan.
Inisiator SBT, Kholik Nuriadi mengaku bahwa pihaknya sebagai tuan rumah mendukung kegiatan ini. Apalagi dirinya juga mengagumi sosok Gus Dur. “Kami hanya sebagai tuan rumah dan menyiapkan tempat. Meskipun kondisi SBT masih dalam tahap renovasi dan belum rampung. Kami mempersilahkan karena acaranya memiliki nilai,” ujarnya kepala Malang Pagi.
![](https://malangpagi.com/wp-content/uploads/2024/02/InShot_20240220_081032056-1024x576.jpg)
Kholik mengatakan bahwa Gusdurian sering melakukan kegiatan di SBT. “Dan tempat ini juga sebagai wahana untuk belajar dengan senantiasa menjunjung kearifan loka Malang,” jelas Kholik.
Baginya, Gus Dur adalah sosok yang mampu menjaga persaudaraan, menggaungkan pluralisme dan kemanusiaan. “Gus Dur adalah tokoh besar yang banyak menginspirasi. Kita harus bisa meneladani Gus Dur. Berjuang untuk sebuah toleransi agar Persatuan dan Kesatuan tetap terjaga,” ucap Kholik.
Hal senada disampaikan Gus Muhammad Nurudin, Ia memandang sosok Gus Dur adalah prototipe dari santri yang kosmopolit. “Dia punya kesadaran lokal dan punya kesadaran global. Yang itu dia jalani hingga menjadi Ketua PBNU (Pengurus Besar Nadhlatul Ulama),” tutur Gus Din sapaannya.
Kemudian, ia menyampaikan sebagai warga sipil Gus Dur adalah tokoh yang paling kritis dalam mengkritik pembangunan di era Orde Baru. “Seorang guru bangsa yang mampu merekatkan isu-isu yang dapat meretakkan persatuan Indonesia,” ucapnya.
Tidak hanya itu, sebagai seorang cendekiawan muslim. Gus Dur tidak hanya paham tentang bagaimana keagamaan itu dijalankan saja namun begitu konsisten menjalankan prinsip-prinsip hukum ushul fiqh.
“Langgam Gus Dur jika berpolitik itu berpatokan pada legal maxim dan hukum Islam fiqh. Dia tidak pernah terlepas dari hal tersebut, sehingga dalam pengertian akademik cenderung dianggap moderat dan kompromi. Padahal jika dipahami dalam konteks politik. Langkah Gus Dur itu dalam upaya menyelamatkan” bebernya.
Lalu, Gus Din juga menyampaikan jika ada dua ujung persamaan, Gus Dur selalu mengambil langkah lateral yaitu langkah kuda. “Dia maju tapi menyisir ke samping. Mendapatkan teman yang sepaham dengannya,” terangnya.
![](https://malangpagi.com/wp-content/uploads/2024/02/InShot_20240220_080725444-1024x576.jpg)
Sementara itu, Ning Inayah Wulandari Wahid, putri bungsu Gus Dur bertanya hal apa yang perlu diteladani dari seorang Gus Dur. “Seringkali kita mendengar, Gus Dur adalah tokoh besar yang patut diteladani. Gus Dur adalah manusia yang juga tidak terlepas dari salah” ujar Inayah saat memberikan sambutan.
Menurutnya, Gus Dur adalah sosok yang kharismatik dan suka mendengar. “Meskipun beliau adalah tokoh yang disegani namun dalam setiap kegiatan. Beliau suka mendengar, mendengarkan pendapat, keluhan maupun aspirasi dalam setiap pertemuan yang dilakukan. Itu, salah satu hal yang perlu dicontoh,” kata Inayah.
Dirinya juga mengaku sudah lega dan merasa bebas sudah melewati Pemilu. “Alhamdulillah, Pemilu berjalan damai,” tukasnya.
Hadir dalam kegiatan Haul Gus Dur ke 14 ini adalah Gusdurian, tokoh masyarakat, tokoh budaya, tokoh lintas agama dan mahasiswa. (Har/YD)