Malang Pagi
  • BERITA
  • MALANG RAYA
  • EKONOMI BISNIS
  • OLAHRAGA
  • OTOMOTIF
  • OPINI
  • GAYA HIDUP
  • BERITA DUKA
No Result
View All Result
  • BERITA
  • MALANG RAYA
  • EKONOMI BISNIS
  • OLAHRAGA
  • OTOMOTIF
  • OPINI
  • GAYA HIDUP
  • BERITA DUKA
No Result
View All Result
Malang Pagi

Talkshow Mengupas Sejarah Pecinan di Kota Malang

Ada gerbang untuk memasuki pecinan, yang kemudian dibuat duplikatnya oleh Dinas Pariwisata di Lonceng. Namun sangat jelek.

by Red
10 Februari 2022
in Kota Malang
Bagikan Berita

(Foto: Tanto/MP)

KOTA MALANG – malangpagi.com

Meskipun gelaran Festival Kuliner dan Wisata Jajanan Tradisional UMKM Jawa Timur telah usai pada 6 Februari lalu, banyak wawasan dan pengetahuan yang didapat oleh peserta maupun pengunjung hinga hari terakhir event yang mengusung tema “Eksistensi UMKM Menembus Perubahan Zaman” tersebut.

Dalam sebuah acara talkshow “Dialog Literasi Kebudayaan”, kolaborasi Ijo Ireng 99 dan APKLI (Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia) yang dihelat di lantai dua gedung Sarinah Malang, Jalan Basuki Rahmat, dibahas sejarah pecinan atau lokasi eksodus cina peranakan di Malang. Kegitan ini sengaja digelar bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Imlek 2573, yang jatuh pada 1 Februari lalu.

Guna mengulik lebih dalam tentang budaya peranakan, Manajer Department Store BUMN Sarinah Malang, Agus Sunaryo mengundang sejarawan Dwi Cahyono, untuk menjabarkan kronologi peradaban keturunan Tionghoa menginjakkan kaki di Malang dan membentuk pusat perdagangan pertama di kota ini.

“Malang dulu dikenal sebagai Katumenggungan Malang, dan memiliki Alun-Alun Katumenggungan. Adapun pasarnya yaitu Pasar Kebalen. Utara Klenteng sampai ke timur, Pasar Kebalen adalah pasar besarnya Katumenggungan,” buka Dwi.

Baca Juga :

Rayakan Imlek, Ratusan Umat Tridharma Berdoa di Klenteng En Ang Kiong

Rayakan Imlek, Ratusan Umat Tridharma Berdoa di Klenteng En Ang Kiong

23 Januari 2023
Magic of Light, Sambut Imlek di Malang Night Paradise

Magic of Light, Sambut Imlek di Malang Night Paradise

21 Januari 2023
Pandemi Gelombang Tiga, Sekolah di Kota Malang Terapkan PTM 50 Persen

Sarinah Malang Gelar Festival dan Wisata Kuliner Jajanan Traditional

5 Februari 2022
Krisdayanti Berharap UKM Kota Batu Bangkit dan Jadi Tulang Punggung Pemulihan Ekonomi

Krisdayanti Berharap UKM Kota Batu Bangkit dan Jadi Tulang Punggung Pemulihan Ekonomi

23 Oktober 2021
Dinamika Pecinan Kecil Kota Malang dalam Aturan Wijkenstelsel

Dinamika Pecinan Kecil Kota Malang dalam Aturan Wijkenstelsel

25 September 2021
Load More

“Sepanjang jalan, mulai dari Buk Gluduk sampai sekitar Stasiun Kotalama merupakan kawasan Pecinan Besar. Lantas mengapa orang-orang Cina awal memilih tinggal di Boldy? Karena Boldy adalah pusat pemerintahan. Di situ ada pasar dan klenteng yang berada di lokasi strategis, di perempatan besar pada zamannya,” lanjut dosen Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang (UM) itu.

(Foto: Tanto/MP)

Dwi juga menjelaskan alasan mengapa terdapat pemakaman Cina di Kuthobedah [timur sungai]. Hal tersebut dikarenakan kampung cina terletak di seberang atau bagian barat sungai. “Jadi orang-orang Cina di Boldy sudah hadir di Malang sejak 1870-an,” tambahnya.

Dipaparkan Dwi, lambat laun terjadi pegeseran ke arah barat, sehingga memunculkan kawasan baru yang disebut Pecinan Kecil. “Bukan karena untuk memperluas pemukiman atau penambahan jumlah penduduk. Namun terkait dengan perubahan pemerintahan, dari Katumenggungan Malang menjadi Kabupaten Malang,” beber pria yang juga dikenal sebagai seorang arkeolog itu.

Dirinya mengungkapkan, pada awalnya Alun-Alun Kabupaten Malang berada tepat di depan Pendopo Kabupaten. Kawasan tersebut sekarang berubah area pusat perbelanjaan.

“Dulu yang namanya pecinan disebut Pecinan Kecil, dan sekarang disebut Pasar Besar. Kalau feeling saya, gerbang pecinan ada di sebelah selatan Gaden [pegadaian], perempatan yang sekarang antara Jagalan dan arah masuk Pecinan, yang kalau terus akan menuju ke Klenteng [Eng An Kiong],” sebutnya.

Dwi menduga bahwa gerbang pecinan di Malang tidak hanya satu. “Ada gerbang untuk memasuki pecinan, yang kemudian dibuat duplikatnya oleh Dinas Pariwisata di Lonceng. Namun sangat jelek,” selorohnya, disambut gelak tawa seluruh peserta talkshow.

“Kawasan Pecinan menjadi kawasan yang sangat luas, mengikuti dinamika pemerintahan dan ekonomi. Di era Pecinan Besar, dagangan utamanya adalah hasil bumi. Karena perkebunan di Malang bagian barat, mulai 1700-an akhir sudah mulai berkembang. Seperti kopi, kakao, dan teh,” tandasnya.

Talkshow ditutup dengan pertunjukan Barongsai dari Klenteng En Ang Kiong, dengan puncaknya berupa pemberian sebaki jeruk sebagai simbol keberuntungan kepada Manajer Sarinah Malang, Agus Sunaryo. (Tanto/MAS)


Bagikan Berita
Tags: BarongsaiImlekPecinanSarinahTalkshow
ADVERTISEMENT

Related Posts

Surat Edaran Wali Kota Malang Terbit, Promosi Porprov Jatim 2025 Masih Sepi

Surat Edaran Wali Kota Malang Terbit, Promosi Porprov Jatim 2025 Masih Sepi

1 Juni 2025

...

Tinjau Kesiapan Atlet Jelang Porprov 2025, Wali Kota Malang: Kita Tuan Rumah, Semua Mungkin Terjadi!

Tinjau Kesiapan Atlet Jelang Porprov 2025, Wali Kota Malang: Kita Tuan Rumah, Semua Mungkin Terjadi!

30 Mei 2025

...

Tanggapi Putusan MK Soal Sekolah Swasta Gratis, Pemkot Malang Tunggu Arahan Kemendikbud

Tanggapi Putusan MK Soal Sekolah Swasta Gratis, Pemkot Malang Tunggu Arahan Kemendikbud

30 Mei 2025

...

Pemkot Malang Transformasikan Pasar Tradisional Jadi Pusat Kuliner Modern

Pemkot Malang Transformasikan Pasar Tradisional Jadi Pusat Kuliner Modern

30 Mei 2025

...

Pemkot Malang Siapkan Revitalisasi Pasar Bareng, Berkonsep Kuliner Timur Tengah

Pemkot Malang Siapkan Revitalisasi Pasar Bareng, Berkonsep Kuliner Timur Tengah

30 Mei 2025

...

Siswa SMKN 4 Malang Kritis, Dikeroyok Belasan Pemuda Sepulang Sekolah

Siswa SMKN 4 Malang Kritis, Dikeroyok Belasan Pemuda Sepulang Sekolah

29 Mei 2025

...

Pakar Hukum Malang Soroti RKUHAP, Dorong Sistem Peradilan yang Lebih Adil dan Efisien

Pakar Hukum Malang Soroti RKUHAP, Dorong Sistem Peradilan yang Lebih Adil dan Efisien

29 Mei 2025

...

Load More
Next Post
Musrenbang Lowokwaru Banjir Usulan. Sutiaji Minta Utamakan yang Berdampak Luas

Musrenbang Lowokwaru Banjir Usulan. Sutiaji Minta Utamakan yang Berdampak Luas

DPRD Kota Malang Dorong Desain Reklame Angkat Budaya dan Kearifan Lokal

DPRD Kota Malang Dorong Desain Reklame Angkat Budaya dan Kearifan Lokal

ADVERTISEMENT
  • Tentang Kami
  • Pedoman Siber
  • Redaksi

©2018 - 2024 Malang Pagi. Hak cipta dilindungi undang-undang.

No Result
View All Result
  • BERITA
  • MALANG RAYA
  • EKONOMI BISNIS
  • OLAHRAGA
  • OTOMOTIF
  • GAYA HIDUP

©2018 - 2024 Malang Pagi. Hak cipta dilindungi undang-undang.

× Chat Admin