Malang Pagi
  • BERITA
  • MALANG RAYA
  • EKONOMI BISNIS
  • OLAHRAGA
  • OTOMOTIF
  • OPINI
  • GAYA HIDUP
  • BERITA DUKA
No Result
View All Result
  • BERITA
  • MALANG RAYA
  • EKONOMI BISNIS
  • OLAHRAGA
  • OTOMOTIF
  • OPINI
  • GAYA HIDUP
  • BERITA DUKA
No Result
View All Result
Malang Pagi

Tantangan dan Peluang Penerapan Pancasila pada Generasi Milenial

by Red
23 November 2022
in Opini
Bagikan Berita

malangpagi.com

Pancasila merupakan suatu nilai yang memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal, baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara. Dengan begitu, Pancasila dijadikan pedoman untuk generasi milenial, guna tetap menjalankan dan mengamalkan nilai-nilai yang termaktub di dalamnya.

Pesatnya perkembangan ilmu teknologi menjadi kekhawatiran terbesar dalam perubahan karakter dan juga tingkah laku generasi milenial. Generasi milenial atau generasi Y, menurut teori William Strauss dan Neil Howe, usia 18 sampai 36 tahun merupakan generasi usia produktif. Generasi ini akan memainkan peran penting.

Generasi di rentang usia tersebut juga akan memainkan peranan vital dalam keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Generasi milenial memiliki semangat produktivitas yang tinggi, serta memiliki hubungan yang baik antargenerasi lainnya.

Baca Juga :

Kuasa Hukum Ungkap Alasan Pelaku Tusuk Pesilat Hingga Tewas, Spontan Karena Terdesak Saat Dikeroyok

Kuasa Hukum Ungkap Alasan Pelaku Tusuk Pesilat Hingga Tewas, Spontan Karena Terdesak Saat Dikeroyok

4 Juli 2025
Polisi Tangkap Warga Kota Malang yang Tusuk Anggota Silat Saat Konvoi

Polisi Tangkap Warga Kota Malang yang Tusuk Anggota Silat Saat Konvoi

4 Juli 2025
Porprov IX Jatim Dongkrak Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kota Malang

Porprov IX Jatim Dongkrak Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kota Malang

4 Juli 2025
Atlet 16 Tahun Sumbang Emas Lari 1.500 Meter untuk Kota Malang di Porprov Jatim 2025

Atlet 16 Tahun Sumbang Emas Lari 1.500 Meter untuk Kota Malang di Porprov Jatim 2025

3 Juli 2025
Bocah 14 Tahun Sumbang 5 dari 7 Emas Cabor Akuatik untuk Kota Malang di Porprov Jatim 2025

Bocah 14 Tahun Sumbang 5 dari 7 Emas Cabor Akuatik untuk Kota Malang di Porprov Jatim 2025

3 Juli 2025
Load More

Namun, karena hidup di era yang serba otomatis, generasi ini cenderung menginginkan sesuatu serba instan, dan sangat mudah dipengaruhi oleh tren dan budaya luar.

Hal inilah yang menjadi titik kritis bagi masa depan negara dan bangsa kita. Perkembangan teknologi ternyata masih menjadi hambatan untuk mendekatkan dan mengidentifikasi anak bangsa. Akibat tidak seimbangnya antara perilaku milenial dengan penerapan Pancasila adalah ciri khas bangsa kita, seperti gotong royong yang mulai memudar seiring berjalannya waktu.

Peluang dan tantangan penerapan Pancasila saling berhubungan. Apa sih yang dimaksud dengan peluang penerapan Pancasila? Tak lain adalah kesempatan dan usaha mencapai persatuan dan kesatuan melalui penerapan nilai-nilai Pancasila.

Sebagai generasi yang lahir antara tahun 1980 sampai 2000, milenial memiliki hubungan yang dekat dengan teknologi. Mereka tumbuh besar di saat perkembangan IPTEK berkembang pesat. Oleh karena itu, generasi milenial merupakan generasi dengan tingkat penggunaan internet sangat tinggi.

Ketergantungan terhadap internet membuat generasi ini lebih memilih menggunakannya sebagai sumber informasi dan komunikasi, karena sangat mudah untuk digunakan dan juga memberikan kecepatan dalam mengakses informasi.

Jika penggunaan internet dilakukan secara benar dan semestinya, tentu saja kita akan mendapat banyak sekali manfaat yang berguna. Untuk membatasi diri dari pengikisan jati diri bangsa, akibat pesatnya perkembangan teknologi dan upaya-upaya memecah belah bangsa, maka bangsa ini harus kembali kepada Pancasila.

Langkah antisipasi ini antara lain dapat dilakukan melalui pendidikan agama, yang harus menjadi peran penting dalam membentuk ketakwaan pada diri generasi muda Indonesia.

Pendidikan Pancasila harus ditanamkan, sehingga dapat menjadi pedoman dan landasan bagi generasi muda, juga menumbuhkan kesadaran dalam diri generasi muda Indonesia untuk membangkitkan semangat Pancasila, mendidik, serta melaksanakan ajaran agama dan keyakinan dengan sebaik-baiknya.

Menumbuhkan semangat nasionalisme, contohnya mencintai produk dalam negeri, dan yang terakhir adalah lebih fokus pada pengaruh perhatian di bidang politik, ekonomi, maupun budaya bangsa.

Sosialisasi tentang nilai-nilai Pancasila sangat diperlukan, agar generasi milenial yang akan menjadi penerus bangsa ini tidak lupa dan bisa terus menjaga jati diri Bangsa Indonesia. Mengingat bahwa dalam perkembangan era revolusi industri 4.0 memungkinkan terjadinya benturan nilai-nilai yang dianut bangsa Indonesia, yaitu nilai-nilai Pancasila dengan nilai-nilai baru sebagai efek negatif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Karena kemajuan yang dicapai pada era revolusi industri bisa jadi bersinggungan dengan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, saling membantu sesama, dan nilai-nilai positif lainnya yang telah mendarah daging sebagai pengikat kebersamaan dalam kehidupan berbangsa Indonesia.(Basri & Hendrawati, 2019).

Generasi milenial Indonesia saat ini dihadapkan dengan tantangan terbesar, yaitu radikalisme dan hoaks [kabar bohong]. Selain itu juga penggunaan narkotika, rasisme, diskriminasi HAM, merokok, dan seks bebas di usia remaja.

Farida dan Nopitasari (Nopitasari, 2019) menjelaskan, dalam dunia pendidikan, Society 5.0 menuntut peserta didik untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah kompleks, berpikir kritis dan memiliki kreativitas.

Oleh karena itu, berpedoman pada Pancasila penting agar Indonesia tidak bubar. kita dapat memulainya dengan mencintai diri sendiri, keluarga, lingkungan, dan negara. Melaksanakan nilai-nilai pancasila secara tidak langsung dapat mempertahankan keutuhan Pancasila.

Kita semua juga dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan cara menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini, agar terbebas dari paham yang tidak benar. Tidak hanya itu, generasi milenial juga harus tetap berprinsip teguh dengan pedoman pancasila.

 


Penulis: Diva Lidya Maharani, mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang.

*Isi tulisan opini di luar tanggungjawab redaksi


Bagikan Berita
ADVERTISEMENT

Related Posts

Pengabdian Masyarakat Kelompok 1 KKN FH UB Berikan Solusi Terkait Permasalahan di Dusun Lopawon

Pengabdian Masyarakat Kelompok 1 KKN FH UB Berikan Solusi Terkait Permasalahan di Dusun Lopawon

23 Juli 2024

...

Mengenal Filosofi Ketupat di Hari Raya Idul Fitri

23 April 2023

...

Media Sosial Berperan dalam Pengendalian Perubahan Iklim

Media Sosial Berperan dalam Pengendalian Perubahan Iklim

30 Desember 2022

...

Tingkatkan Motivasi Baca Anak, Kelompok 27 PMM UMM Donasikan Buku dan Percantik Taman Baca di RT 02 RW 07 Mulyorejo

Pencurian di Masa Pandemi, Karena Faktor Ekonomi?

12 Januari 2022

...

MTsT Ar-Roihan Lawang Kunjungi SMK Putra Indonesia Malang

Kampus Mengajar Mahasiswa UMM di Papua Menginisiasi Inovasi Pembelajaran Melalui Pendidikan Karakter

23 Desember 2021

...

Politik Crab Mentality. Setia Kawan? Atau…?

Politik Crab Mentality. Setia Kawan? Atau…?

3 Desember 2021

...

Adaptasi Budaya Sebagai Kebutuhan Mahasiswa Perantauan di Kota Malang

Adaptasi Budaya Sebagai Kebutuhan Mahasiswa Perantauan di Kota Malang

22 November 2021

...

Load More
Next Post
Tekan Angka Stunting, Sutiaji Tekankan Pentingnya Respons dan Komitmen Lintas Sektoral

Tekan Angka Stunting, Sutiaji Tekankan Pentingnya Respons dan Komitmen Lintas Sektoral

Kota Batu Luncurkan Teknologi Canggih AWS

ADVERTISEMENT
  • Tentang Kami
  • Pedoman Siber
  • Redaksi

©2018 - 2024 Malang Pagi. Hak cipta dilindungi undang-undang.

No Result
View All Result
  • BERITA
  • MALANG RAYA
  • EKONOMI BISNIS
  • OLAHRAGA
  • OTOMOTIF
  • GAYA HIDUP

©2018 - 2024 Malang Pagi. Hak cipta dilindungi undang-undang.

× Chat Admin