KOTA MALANG – malangpagi.com
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang menyatakan kenaikan harga tomat pada periode Oktober 2024 picu terjadinya inflasi di Kota Malang. Secara year on year, pada Bulan Oktober ini inflasi di Kota Malang mencapai 1,53 persen.
Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin menyampaikan bahwa kenaikan harga tomat sebesar 44,9 persen memberikan dampak 0,03 persen terhadap inflasi.
“Kami telah melihat, harga tomat di pasar mengalami kenaikan. Padahal sebelumnya, komoditas ini justru menjadi penyumbang deflasi,” ujar Umar, Jumat (1/11/2024).
Umar mengatakan, kenaikan harga tomat dipengaruhi ketersedian di pasaran yang saat ini mulai berkurang, dikarenakan pengaruh musim hujan. “Artinya, tomat sekarang ini harganya mulai naik,” terangnya.
Selain tomat, Umar menerangkan bahwa komoditas daging ayam juga turut mengalami kenaikan harga sebesar 3,54 persen dan memberikan dampak terhadap inflasi sebesar 0,05 persen.
Dikatakannya, hal itu disebabkan adanya dampak kenaikan harga pakan ternak. Kondisi tersebut juga mempengaruhi kenaikan harga telur ayam sebanyak 1,62 persen dengan sumbangan 0,02 persen terhadap inflasi di bulan Oktober 2024.
“Kemungkinan untuk daging ayam sama telur ayam dipengaruhi kenaikan harga pakan,” jelas Umar.
Lebih lanjut, Umar menyebut, inflasi pada Oktober 2024 yang sebesar 0,20 persen turut disebabkan adanya kenaikan harga emas perhiasan sebesar 5,09 persen yang memberikan dampak terhadap inflasi sebesar 0,07 persen.
“Emas pershiasan merupakan komoditas yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Kota Malang, bahkan hingga Jawa Timur dan Nasional,” jelas Umar.
Selain komoditas tersebut, BPS mencatat inflasi yang terjadi di Kota Malang terjadi karena ada peningkatan harga barang, yakni sigaret kretek mesin (SKM) 1,62 persen, bawang merah 10,93 persen, tarif kendaraan roda dua daring 6,33 persen, jeruk 5,39 persen, dan labu siam 14,06 persen.
Umar mengatakan, bahan bakar minyak (BBM) menjadi salah komoditas penting yang menjadi penghambat laju inflasi dengan penurunan harga 0,06 persen. Kondisi tersebut memberikan sumbangan pada andil terhadap deflasi sebesar 1,12 persen.
“Pemerintah telah menyesuaikan harga komoditas bensin, sehingga BBM menjadi penyumbang deflasi di Kota Malang bulan ini,” urainya.
Selain BBM, komoditas lain yang mengalami penurunan harga dan berperan menahan inflasi adalah, cabai merah 19,55 persen, jagung manis 13,78 persen, kentang 8,48 persen, beras 0,49 persen, cabai rawit 6,05 persen, mobil 0,54 persen, telur puyuh 12,92 persen, pepaya 5,42 persen, dan anggur 7,51 persen. (YD)