KOTA MALANG – malangpagi.com
Cuaca ekstrem dengan hujan berintensitas tinggi disertai angin kencang yang terjadi di Kota Malang dalam beberapa minggu terakhir, membuat Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, Prayitno, mengimbau masyarakat untuk waspada. “Hal ini karena saat hujan lebat, beberapa titik di Kota Malang selalu mengalami genangan air cukup tinggi,” ungkapnya, Rabu (6/12/2023).
Menurut rilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), di Kota Malang masih berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir juga angin kencang. “BMKG memproyeksikan curah hujan tinggi dari jam 12.50 WIB sampai 15.30 WIB. Kewaspadaan tetap dianjurkan, terutama di titik-titik yang rentan,” ujar Prayitno.
Dia juga menekankan masyarakat untuk menjaga diri, mengingat cuaca ekstrem diprediksi berlangsung hingga 10 Desember 2023. “Kota Malang termasuk daerah yang diimbau waspada terhadap potensi bencana akibat cuaca ekstrem. Seperti hujan lebat, banjir, tanah longsor, puting beliung, angin kencang, dan hujan es,” bebernya.
Prayitno menyarankan, jika tidak ada keperluan mendesak sebaiknya dihindari untuk tidak keluar rumah saat cuaca buruk. “Saya mengingatkan untuk mengamankan surat penting, kendaraan bermotor, dan perangkat elektronik pada titik tertinggi. Terutama di daerah yang memiliki elevasi dan kontur yang tidak menguntungkan saat musim hujan,” sebutnya.
Di samping itu, pihaknya meminta masyarakat juga memiliki pemetaan titik kumpul, titik evakuasi, dan memberikan prioritas kepada kelompok rentan, seperti balita, lansia, orang sakit. “Analisis udara di wilayah Jawa Timur menunjukkan kondisi atmosfer yang labil dan cukup basah. Terdapat juga gangguan atmosfer seperti Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rosby, dan Gelombang Kelvin, yang dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan kumulonimbus, dan berpotensi menyebabkan cuaca ekstrem di Jawa Timur,” papar Prayitno.
Pihaknya menegaskan akan memberikan informasi terbaru setiap dua menit, bahkan hampir setiap menit, kepada personel di masing-masing kelurahan. “Saya menekankan pentingnya menggunakan sumber data yang sama, yaitu BMKG, untuk memastikan akurasi informasi,” pungkasnya. (MK/MAS)