
KOTA BATU – malangpagi.com
Seperti yang ramai diberitakan beberapa waktu yang lalu oleh semua media, bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Batu melakukan relokasi semua pedagang yang berada di Alun-alun Kota Batu di tempat yang baru.
Namun realitanya, kebijakan Pemkot Batu dalam upaya merelokasi para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang jumlahnya ratusan, masih belum matang (mentah) dalam persiapannya.
Hal ini, seperti yang diungkapkan oleh, Roni, salah satu pedagang yang keseharian mencari nafkan di seputaran alun-alun Kota Batu, Senin (23/07/2018) malam.
Lebih lanjut dikatakan olehnya, bahwa tempat relokasi yang disediakan oleh Pemkot Batu, sejauh ini tidak bisa menampung dari semua pedahang yang biasa berjualan di area terlarang itu (Alun-alun Kota Batu).
“Fakta ini tidak bisa dibantah lagi, kami rela tidur di area Alun Alun Kota Batu, sebagai bentuk kepedulian kepada sesama senasib dan seperjuangan. Puluhan PKL harus kehilangan lahan mata pencahariannya dalam mengaiz rezeki. Mereka menjerit, hanya rekan sesamanya yang mengerti tangisan itu,” sindir Roni.
Dengan kondisi demikian, ditegaskan Roni, bahwa dirinya berjanji untuk bertahan di area Alun-alun Kota Batu, sebelum rekan seprofesinya mendapatkan tempat untuk berjualan.

Secara terpisah, hal senada dikatakan, ketua PNS, PKL, Puspita Herdyasari, yang biasa disapa Pipit. Menurut dia, malam ini dirinya bersama anggota lainnya yang berjumlah sekitar 30 orang bakal menginap di area kawasan seputaran Alun-Alun Kota Batu.
“Ini kami lakukan sebagai bentuk rasa solidaritas sesama rekan yang tergabung dalam wadah paguyupan PNS,” tutur Pipit.
Dengan begitu, Pipit menyerukan, terkesan kebijakan yang diterapkan Pemkot Batu sama halnya dengan membenturkan para PKL dengan pengusaha yang lain.
“Apa rela pemilik toko disini, kalau tokonya kami tutupi, bahkan pemikiknya bakal merasa terusik,” ujar Pipit dengan sedih.
Maka dari itu, Pipit mengaku, para PNS malam ini tidak bakal melakukan aktivitas yang lain. Kecuali hanya bisa meratapi sedih yang campur aduk jadi satu.
“Kami semua hanya bisa berharap, campur tangannya dari sang pencipta, agar mereka tidak merasa tersandra,” singkat dia.
Reporter : Anto
Editor : Yon