
KOTA MALANG – malangpagi.com
Dukungan dari berbagai pihak diberikan kepada Komunitas Satus Repes, yang akan menggelar kegiatan pengecatan obyek sasaran vandalisme di koridor Kayutangan, yang dibarengi dengan atraksi musik, seni rupa, dan budaya pada besok pagi, Minggu (10/10/2021).
Pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) sengaja mengundang perwakilan Komunitas Satus Repes, yang terdiri dari relawan cagar budaya, seniman, dan budayawan, guna melakukan koordinasi, komunikasi, sekaligus silaturahmi.
“Hari ini kami bertemu, berkomunikasi, dan duduk bareng agar semuanya gamblang,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Suwarjana saat menerima Komunitas Satus Repes di ruang kerjanya, Sabtu (9/10/2021).
Suwarjana menegaskan, pada dasarnya pihaknya mendukung gerakan Satus Repes yang mengemban visi pelestarian cagar budaya terhadap aksi vandalisme.
“Kami mendukung gerakan Satus Repes ini. Namun kami adalah perangkat daerah yang harus sesuai koridor dan aturan. Prinsip semua itu bisa kita bicarakan bersama,” imbuh Suwarjana
Dukungan senada datang dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang, Fuad Rahman. “Kami dukung aksi Satus Repes, sebagai upaya dalam melawan vandalisme dan juga bentuk pelestarian cagar budaya,” ujar politisi dari Partai Keadilan Sejahtera itu.
Menurut Fuad, aksi besok harus memiliki komunikasi yang jelas tentang teknis pelaksanaannya. “Siapa yang akan melakukan pengecatan, dan siapa yang akan menampilkan ekspresi seni budaya. Harus terkonsep baik secara administratif maupun teknisnya. Jangan sampai menimbulkan kerumunan,” tegasnya.

Dirinya mengimbau, kegiatan seni budaya dikonsep berupa sekali tampil langsung pulang dan bergantian. Pasalnya, dahaga masyarakat akan hiburan dan tontonan akan berpotensi menimbulkan keramaian.
“Kami mengapresiasi gerakan Satus Repes. Jangan sampai tujuan mulia ini dapat menimbulkan kerumunan” pesan Fuad, sembari berharap aksi ini menjadi sebuah gerakan yang dapat memajukan Kota Malang, sesuai semboyan Malang Kotaku, Maju Kotaku.
Sementara itu, Koordinator Satus Repes, Iwan Widhianto mengungkapkan bahwa gerakan yang digagasnya merupakan gerakan individual tentang kepedulian terhadap cagar budaya.
“Kami bergerak bukan karena merasa ngerti, tapi karena kesadaran. Di sini, Kami sudah mengerucutkan [aksi], dan pada 10 Oktober 2021 besok akan dilaksanakan gerakan pengecatan dan ekspresi seni budaya,” ujar Iwan.
Pecinta sejarah itu memaparkan, bahwa titik pengecatan dimulai dari depan gedung Telkom hingga bangunan eks Bank Commonwealth, dengan menyisir koridor Kayutangan sisi kiri dan kanan.
“Sedang untuk ekspresi budaya akan kami bagi dalam tiga titik dan dibatasi waktunya. Sehingga dapat memecah konsentrasi dan mencegah kerumunan,” papar Iwan.
Di tempat yang sama, relawan cagar budaya, Benny Wibisono berjanji bahwa pelaksanaan aksi Satus Repes ini akan mematuhi aturan protokol kesehatan.
“Selain pengecatan dan ekspresi budaya, kami juga akan menggandeng Satgas Covid-19 untuk membagikan masker pada pelaksanaan besok. Bagi penggerak dan pengguna jalan yang tidak membawa masker akan kita berikan secara gratis,” terangnya.
Benny menambahkan, Komunitas Satus Repes telah berkoordinasi dengan pihak Kepolisian, Satuan Kepolisian Pamong Praja (Satpol PP), dan sejumlah pihak terkait.
Selaras dengan itu, akademisi dari Institut Teknologi Nasional (ITN), Budi Fathoni menyampaikan bahwa gerakan Satus Repes dapat menjadi pembuktian hubungan secara pentahelix.
“Pentahelix ada di Kota Malang. Aksi Satus Repes ini dapat menjadi penyambung antara stakeholder, akademisi, dan masyarakat,” pungkas Budi. (Har/MAS)