
KOTA MALANG – malangpagi.com
Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita dinobatkan sebagai perempuan inspiratif di momen Hari Kartini 2025. Piagam penghargaan, diserahkan langsung oleh Ketua TP PKK Kota Malang, Hanik Andriani Wahyu Hidayat di Malang Creative Center (MCC), Senin (21/4/2025).
Perempuan yang akrab disapa Mia tersebut menekankan, perlunya merefleksi diri, melihat bagaimana perjuangan Kartini yang harus diimplementasikan di massa kini.
“Saya sebagai Ketua DPRD juga sedang memperjuangkan program yang telah kita sepakati untuk menjaga dan meningkatkan kesejahteraan serta kesetaraan gender,” ujar Amithya, Senin (21/4/2025).
Tak hanya itu, tantangan terbesar sebagai perempuan di Indonesia, yakni mereka harus berani meningkatkan kemampuan diri sendiri dan bisa menjadi individu yang utuh.
“Kita harus tetap upgrade diri sendiri. Saya berharap seluruh perempuan di Indonesia bisa dilihat sebagai individu yang utuh, bukan hanya sebagai pemuas mata saja,” ungkapnya.
Kemampuan mulai dari intelijen dan fisik harus senantiasa ditingkatkan seiring berjalannya waktu. Ia melihat bahwa perempuan juga mempunyai kesamaan kemampuan dengan laki-laki.
“Saya di legislatif sudah mengirim ke Provinsi tentang Perda Pengarusutamaan Gender dan ini kita kawal,” katanya.
Disisi lain, Mia juga menyoroti perihal maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi di Indonesia, termasuk Kota Malang.
Dari data yang ia terima, setidaknya pada tahun 2024 lalu, sudah ada 90 laporan kasus pelecehan seksual. Angka tersebut harus bisa ditekan di tahun 2025 ini.
“Kita punya UPT penanganan untuk kekerasan perempuan dan anak, ini harus kita genjot lagi. Kasus tahun ini jangan sampai bertambah banyak,” bebernya.
Ia juga mendorong Pemkot Malang untuk mencari solusi pasti dalam menekan angka kasus pelecehan seksual di Kota Malang.
Tak hanya itu, Mia juga memberi pesan kepada para perempuan di Kota Malang harus berani bicara atau speak up atas ketidaknyamanan yang mereka alami.
“Apa yang membuat kita tidak nyaman itu harus berani kita utarakan,” tegasnya.
Ia mengibaratkan, seperti laki-laki jika dicubit merasakan sakit dan risih, begitu pun perempuan, harus berani terbuka juga tentang apa yang dialaminya.“ Kalau gak nyaman silahkan sampaikan dengan terbuka,” ucapnya. (Rz/YD)