KABUPATEN MALANG – malangpagi.com
Sungguh mengenaskan, kondisi bangunan sekolah dasar negeri (SDN) yang berada di daerah Pandansari Lor, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Yang mana, bangunan sekolah sudah saatnya di renovasi, dan sepertinya setiap pengajuan anggaran tidak dihiraukan oleh pemerintah daerah.
Dalam hal ini, terjadi di SDN Pandansari Lor 2. Kondisi atap yang sudah rusak mengakibatkan plafon di salah satu juga menjamur, dimana sebagian plafon juga lepas akibat air hujan yang langsung menggenangi.
“Kondisi ruang kelas yang sudah tidak layak, kami sangat mengkhawatirkan keselamatan anak didik saat kegiatan belajar mengajar. Karena kondisi atap yang sudah rusak,” ucap Kepala Sekolah SDN Pandansari Lor 2, Sri Sucahyaningati, Rabu (19/8/2018), saat ditemui di ruang kerjanya.
Yang sangat ditakutkan apabila musim hujan datang, akibat kebocoran hebat akan mengakibatkan plafon tergenang air. Sehingga, bisa menjatuhi salah satu siswa dibawahnya.
“Kondisi bangunan sekolah seperti ini, sudah 7 hingga 8 tahun ini,” ungkap dia.
Menurut Sri Sucahyaningati, sebenarnya pihak sekolah mengajukan anggaran pembangunan di Dinas Pendidikan sebanyak tiga kali. Mulai dari tahun 2015, 2016, dan 2018, sedangkan pengajuan anggaran untuk tahun 2018 ini masih tahap menunggu, yang artinya pihak dinas juga tidak ada kepastian untuk itu.
“Sebenarnya, saya sudah capek dan kecewa, tetapi saya akan terus menerus untuk mengajukan anggaran,” tegas dia.
Diakui olehnya, jumlah anak didik di sekolah yang dipimpinnya memang sangat sedikit. Hanya 52 siswa, mulai kelas 1 sampai kelas 6, dengan jumlah jumlah staf terdiri atas PNS, GTT maupun PTT secara keseluruhan terdiri atas 9 orang termasuk kepala sekolah.
“Kalau hujan datang, kami harus memindahkan murid di ruang lain. Ruang guru, ruang UKS, dan ruang kepala sekolah digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Dan kami, pindah ke tempat lain, yang kami anggap aman,” tandas dia.
Sri Sucahyaningati menegaskan, memang sudah ada anggaran BOS, namun anggaran tersebut tidak cukup untuk melakukan perbaikan.
Dan selama ini, untuk biaya perbaikan berasal dari paguyuban orang tua siswa dan komite, tukangnya pun juga orang tua wali murid.
“Anggaran yang kami ajukan juga sesui kebutuhan, kami berharap dan mohon bantuannya dari pemerintah,” pungkas dia.
Reporter : Red
Editor : Putut