
KOTA MALANG – malangpagi.com
Setelah berhasil melakukan pendampingan teknologi produksi garam rakyat di Kabupaten Tuban, Kabupaten Kebumen, dan Gunung Kidul, tim dosen dan peneliti yang tergabung dalam Pusat Studi Pesisir dan Kelautan Universitas Brawijaya (PSPK-UB) menegaskan komitmen mereka untuk terus berinovasi mengembangkan kawasan garam rakyat.
Tim dosen Universitas Brawijaya (UB) Malang yang diketuai Andi Kurniawan, D.Sc pada 2017 lalu sudah memulai riset tentang garam, baik dari segi teknologi produksi, kesesuaian lokasi, maupun tata niaga.
Pada tahun ini, PSPK-UB melalui Hibah Pusat Studi yang didanai oleh Universitas Brawijaya, melakukan riset pemetaan potensi produksi dan kebutuhan induksi teknologi, sebagai upaya pengembangan sentra produksi garam, khususnya di pantai selatan Kabupaten Malang.
Kegiatan ini juga merupakan rangkaian kegiatan yang menjadi komitmen UB, sebagai salah satu tim pelaksana Prioritas Riset Nasional (PRN) Garam Terintegrasi.
Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan dari Dinas Perikanan Kabupaten Malang, yang akan mengembangkan kawasan produksi garam di pantai selatan Kabupaten Malang.
Andi menyampaikan, program ini dilakukan untuk mendukung peran UB dalam pelaksanaan PRN Garam Terintegrasi. Maka dari itu, peningkatan pengembangan penelitian terkait garam menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan.
Kegiatan yang dilakukan didesain sebagai turunan dari Rencana Induk Universitas Brawijaya ini pelaksanaannya dikordinasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UB.

Victor Sembiring, selaku kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang, menegaskan bahwa Dinas Perikanan mendukung penuh dalam pengembangan kawasan garam di pantai selatan Kabupaten Malang. Terlebih wilayah malang bagian selatan merupakan kawasan yang memiliki potensi pantai yang sangat besar,dan selama ini potensi wisata menjadi daya tarik wisatawan.
Kebutuhan garam di Kabupaten Malang umumnya mendapatkan stok garam dari luar wilayah Kabupaten Malang. Melalui kolaborasi kampus dan pemerintah, diharapkan wilayah selatan Kabupaten Malang akan mempunyai kawasan Garam rakyat, yang saat ini sudah dibangun di wilayah pesisir Kebumen, Gunung Kidul, dan Cilacap, yang memiliki kondisi wilayah sama.
Lebih lanjut, Andi selaku ketua tim juga menyampaikan bahwa PSPK-UB telah melakukan berbagai kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat terkait produksi garam rakyat. Namun belum ada kegiatan penelitian terkait produksi garam di area Malang Raya, tempat kampus utama UB berada.
Potensi dan kebutuhan inovasi teknologi untuk mengembangkan produksi garam rakyat di Pantai Selatan Kabupaten Malang juga belum pernah diteliti sebelumnya. Walaupun produksi garam sudah dilakukan di daerah Pantai Selatan Provinsi lain, belum ada kegiatan produksi garam di wilayah pantai selatan Jawa Timur, khususnya di area Malang Raya.
Selama ini kontribusi PSPK-UB di pantai selatan Kabupaten Malang masih terfokus bidang konservasi ekosistem pesisir dan kelautan. Oleh karena itu, untuk pengembangan serta penguatan penelitian yang dilakukan oleh PSPK-UB, diperlukan analisis pemetaan potensi produksi garam dan kebutuhan induksi teknolog,i untuk mengembangkan produksi garam di daerah pantai selatan Kabupaten Malang. (Red)