
KABUPATEN LUMAJANG, Malangpagi.com – Pandemi COVID-19 tidak menghalangi berbagai kegiatan akademik maupun non akademik di Universitas Negeri Malang (UM) untuk tetap berlangsung, termasuk juga kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Berperan aktif dalam menghambat perluasan virus Covid-19, mahasiswa KKN S1 Pendidikan Bahasa Mandarin UM lancarkan salah satu program kerja bagikan pouch kesehatan untuk warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Intan Fitri A. dan 14 orang rekannya yang berasal dari prodi yang sama sudah memilih Desa Sidomulyo sebagai desa tempat mereka akan melaksanakan KKN. Adanya COVID-19 sempat menghambat gerak Intan dan kawan-kawan untuk terjun langsung ke lapangan untuk sekadar survei lapangan atau bertemu langsung dengan perangkat desa.
Namun hal ini tak menjadi penghalang untuk mereka berkomunikasi dengan perangkat desa, khususnya Pak Paiman selaku Kepala Desa Sidomulyo, Kamis 18/6/2020
Pouch kesehatan menjadi salah satu program kerja utama tim KKN ini. Hal ini dilatarbelakangi oleh kesadaran kelompok akan pentingnya menjalankan protokol kesehatan di masa pandemi ini,”ucapnya
“Penting sekali untuk kita mencuci tangan setelah melakukan kegiatan apapun, karena tanpa sadar tangan kita sering kontak langsung dengan mata, wajah, bahkan mulut kita tanpa kita tahu apakah tangan kita sudah bersih atau belum”, ujar Limpid, salah satu penggagas program kerja pouch kesehatan.
“Semoga dengan adanya pouch kesehatan ini, masyarakat di Desa Sidomulyo bisa lebih aware dengan kebersihan diri masing-masing, dengan begitu bisa menghambat meluasnya COVID-19 ini”, lanjutnya.
Menurut Limpid, mudahnya komunikasi daring menjadi penunjang proker ini berjalan lancar. “Kami terus berkomunikasi via media sosial. Kami juga rutin mengadakan rapat setiap minggu, guna memantau perkembangan dan juga evaluasi. Biasanya kami menggunakan WhatsApp, Discord, atau Zoom”, ujarnya.
Pouch kesehatan berisikan sabun cuci tangan dan tisu basah yang dikemas di dalam satu pouch yang praktis dibawa saat bepergian.
Menurut Venna salah satu penggagas program kerja ,tidak ada kendala berarti saat pengerjaannya. Sedangkan Irsan selaku penanggung jawab yang mengemas sabun megatakan, bahwa kendalanya pada saat pengiriman ke malang. Packingnya harus benar-benar rapat supaya tidak tumpah, karena benda cair.
KKN UM kali ini berbasis online. Hal ini juga berpengaruh pada kinerja tim yang saling berjauhan. Tak terkecuali tim pouch kesehatan. Irsan sudah pulang ke Jakarta, Limpid pun sudah ada di Sukabumi, sedangkan Venna tetap di malang. Dengan keadaan seperti ini, harus ada komunikasi yang intens supaya tidak terjadi miskomunikasi antar anggota. Meskipun begitu, sampai sekarang tim belum menemukan kendala yang serius.
Lancarnya program kerja mahasiswa KKN juga tidak lepas support yang kuat dari Octi Rjeky Mardasari, B.A., MTCSol, selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang juga merupakan salah satu Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin UM, serta perangkat Desa Sidomulyo.
Mahasiswa KKN UM berharap pouch kesehatan ini dapat bermanfaat dan memberi dampak positif setidaknya bagi masyarakat Desa Sidomulyo sendiri.(red)