![](https://malangpagi.com/wp-content/uploads/2023/11/Dinkes-HIV.jpg)
KOTA MALANG – malangpagi.com
Sebagai upaya pengendalian dan pencegahan HIV/AIDS dan IMS (Infeksi Menular Seksual) di Kota Malang, Dinas Kesehatan Kota Malang menggelar Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) melibatkan perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Malang, fasilitas pelayanan kesehatan, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) penggiat HIV/AIDS, bertempat di Hotel Savana Malang, Kamis (16/11/2023).
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Malang, Meifta Eti Winindar, menyebut butuh peran dan dukungan seluruh pihak untuk menanggulangi HIV/AIDS.
Disampaikannya, terdapat tiga output dalam rakortek kali ini. “Pertama sasaran perangkat daerah adalah terkait dukungan perangkat daerah dalam upaya kita mengeliminasi HIV pada 2030. Karena dari Kementerian Kesehatan RI telah mengamanahkan untuk eliminasi Demam Berdarah, HIV, Hepatitis B, dan juga Malaria pada 2030” kata Meifta.
Pihaknya menegaskan mendukung hal tersebut. Menjelang Hari AIDS Sedunia setiap 1 Desember, pihaknya mencoba untuk dapat memberikan sebuah kerangka pikir yang terdiri dari tiga aspek. “Pertama dari aspek perangkat daerah sendiri. Pandangan terkait dengan pencegahan HIV seperti apa? Apa yang sudah dilakukan? Dan apa rencana ke depan untuk menyongsong eliminasi HIV di tahun 2030,” ujar Meifta.
Kedua, ialah kelas dari layanan pelayanan kesehatan yang terdiri dari rumah sakit, puskesmas, klinik yang sudah PDP (Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan) yang sudah mendapatkan pelatihan untuk bisa melaksanakan tata kelola, pencatatan, pelaporan, maupun pengobatan dan screening untuk HIV. “Jadi dari kelas layanan kesehatan ini, output yang diharapkan adalah masukan terkait apa saja yang perlu diperbaiki. Kemudian dukungan apa selama ini yang belum diberikan Dinas Kesehatan, dan lain sebagainya,” jelasnya.
Sedangkan untuk kelas LSM yang terdiri dari komunitas dan lembaga-lembaga yang support terkait HIV, Meifta menerangkan bahwa Dinkes mengakomodir semua pihak yang telah membantu. Baik dari IWAMA, Paramitra, Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Netral, Sadar Hati, IGAMA, SSR Fatayat NU, dan lainnya.
“Kami akan minta masukan-masukan dari mereka. Apa bentuk dukungan yang sudah mereka lakukan selama ini untuk program pencegahan HIV/AIDS, yang tentunya sudah banyak. Tapi perlu mereka memberikan masukan kepada kami di tatanan perangkat daerah dan juga layanan kesehatan, agar program untuk pelayanan dari HIV/AIDS ke depan dapat lebih baik,” tandasnya.
Dalam rakortek ini juga dilaksanakan sesi diskusi bersama untuk diperoleh masukan-masukan yang akan menjadi program prioritas penanggulangan HIV/AIDs pada 2024 mendatang. (MK/MAS)