
KOTA MALANG – malangpagi.com
Sekitar 200 penyandang disabilitas mendapatkan pelatihan untuk menjadi pengusaha mandiri, dalam kegiatan bertajuk ‘Business Model Canvas dan Mentoring Sektoral Jadi Pengusaha Mandiri Penyandang Disabilitas’, Kamis (4/11/2021).
Pelatihan ini diselenggarakan oleh The United States Agency for International Development (USAID) melalui program JAPRI (Jadi Pengusaha Mandiri), bertempat di Hotel Atria, Jalan Letjend S Parman No.87–89, Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Project Director JAPRI untuk Penyandang Disabilitas, Ajeng Danastri menyampaikan bahwa rangkaian kegiatan JAPRI sudah berjalan sejak pertengahan tahun lalu.
“Pertama dimulai dengan TOT (Training of Trainer). Jadi kami terlebih dahulu melatih trainer-trainer lokal. Di setiap kota masing-masing terdapat 12 trainer lokal. Hingga saat ini kami sudah melatih trainer dari lima kota dan kabupaten, meliputi Kota Malang, Kabupaten Blitar, Kabupaten Trenggalek, Kota Kediri, dan Kota Suranaya,” bebernya.
Ajeng juga mengungkapkan, pada kesempatan ini pihaknya juga melakukan TOC (Trainer of Coach). Coach lokal ini kemudian melakukan pelatihan kepada penyandang disabilitas, dengan target 200 peserta per kota/kabupaten .
“Target untuk Oktober 2021 sudah tercapai, sehingga sebanyak 1.000 penyandang disabilitas dari lima kota/kabupaten selesai mengikuti training. Setelah itu, mereka mendapatkan coaching oleh coach lokal baru. Para trainer dan coach lokal baru juga berasal dari teman-teman penyandang disabilitas yang terpilih. Selain itu juga dibantu beberapa teman-teman dari non disabilitas, dan dari dinas terkait atau pendamping lainnya,” papar Ajeng.

Pihaknya menambahkan, setelah tahap training dan coaching, selanjutnya dilakukan Business Motivation Workshop, yang dilaksanakan sepanjang September hingga November.
“Untuk Business Mentoring, tidak semua peserta dapat mengikuti karena ada proses seleksi. Semisal 200 orang, kira akan seleksi menjadi 100 peserta. Jadi 100 ini yang akan mengikuti kegiatan mentoring per sektor, meliputi perdagangan dan jasa, kuliner, fashion, peternakan, dan pertanian. Dalam kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut, kami menyediakan empat kelas dengan sektor berbeda,” tutupnya.
Di kesempatan yang sama, Kasi Pengembangan dan Penguatan Usaha Diskoperindag Kota Malang, Asih Siswanti yang ditunjuk menjadi salah satu mentor menjelaskan, pihaknya memberikan ilmu kewirausahaan, fasilitas tentang perizinan, serta sosialisasi tentang Diskopindag.
“Kami juga memberikan peluang terbuka bagi penyandang disabilitas, terkait fasilitas yang dapat diakses dari dinas kami. Baik soal perizinan, produk, maupun pemasaran. Selain itu, kami juga akan memberi motivasi terkait kewirausahaan,” katanya.
Asih menyadari, kesulitan penyandang disabilitas saat ini adalah minimnya informasi. Selama ini mereka hanya melakukan sesuatu yang dapat dilakukan. Untuk itu, pihaknya memberikan motivasi agar para penyandang disabilitas mampu mengembangkan usaha yang mereka miliki.
“Tadi saya menyarankan agar para penyandang disabilitas keluar dari komunitasnya. Tujuannya guna melihat seperti apa dunia usaha di Kota Malang itu. Jadi mereka mampu mengejar ketertinggalan,” jelas Asih.
Pihaknya menegaskan untuk terlebih dahulu melakukan pembenahan kepada penyandang disabilitas yang hadir dalam kegiatan ini. “Selanjutnya kami akan berikan sosialisasi tentang NIB (Nomor Induk Berusaha). Karena NIB merupakan dasar dari semua perizinan. Seiringnya berjalan, kami juga akan sosialisasi tentang HKI (Hak Kekayaan Intelektual),” terangnya.
“Intinya, kita bekerja keras untuk membangun disabilitas dari dunia usaha. Sehingga kami harapkan mereka mampu memasarkan produknya, membranding dirinya, dan lain sebagainya,” tandas Asih. (DK99/MAS)