![](https://malangpagi.com/wp-content/uploads/2022/06/Photo_1655627184615.jpg)
KOTA MALANG – malangpagi.com
Sesuai Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, disebutkan bahwa persentase Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik yang harus dipenuhi adalah sebanyak 20 persen.
Untuk itu, Pemerintah Kota Malang bersama kader lingkungan, organisasi masyarakat, dan berbagai komunitas terus berupaya memenuhi target nasional tersebut. “RTH Kota Malang masih berada di angka 12 persen. Kami optimistis dapat terwujud 20 persen sesuai target nasional. Asalkan RTH yang sudah dibangun tidak berubah,” tutur Wakil Walikota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, usai menggelar kegiatan tanam pohon di Lapangan Taman Gayam, Minggu (19/6/2022). Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day), yang jatuh pada 5 Juni lalu.
Bung Edi, sapaan akrab Wawali, berharap tumbuhnya kesadaran masyarakat dengan tetap menjaga keseimbangan alam melalui gerakan penanaman pohon ini. “Hari ini kita tanam di sini [Taman Gayam] dan akan terus dilakukan. Ada buah, ada pohon, dan ini merupakan rangkaian momentum peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia,” terangnya.
Dirinya pun mengingatkan dampak buruk dari seringnya penebangan pohon, yang dapat menghancurkan ekosistem. “Bagi yang senang nebang pohon agar dapat segera sadar. Jika menanamnya terus tapi membuat perumahan terus, kan ya sama saja impas,” serunya.
“Jika ada sedikit rezeki, sisihkan sedikit untuk menanam pohon. Jika tumbuh kesadaran itu, insyaallah target RTH sebanyak 20 persen dapat terpenuhi, dan keseimbangan alam akan terus terjaga,” imbuh Bung Edi.
![](https://malangpagi.com/wp-content/uploads/2022/06/Photo_1655627184812.jpg)
Ditemui di tempat yang sama, Pembina Kader Lingkungan Kota Malang, Wasto menyampaikan bahwa gerakan tanam pohon diinisiasi oleh Kader Lingkungan Kota Malang. “Banyaknya komunitas-komunitas yang hadir menunjukkan bahwa ada kesadaran dan kepedulian masyarakat,” tuturnya.
Menurut mantan Sekretaris Daerah Kota Malang itu, setiap jengkal tanah yang ada di Kota Malang akan terus ditanami. “Saat ini kami menanam jambu, durian, dan nangka. Sehingga nanti buahnya dapat dirasakan oleh masyarakat,” terang Wasto
Dipilihnya Taman Gayam sebagai lokasi penanaman pohon, menurut Wasto, lantaran masih banyak space kosong dan memerlukan tanaman. “Kami sudah berkoordinasi dengan kader-kader lingkungan. Sepanjang jalan akan terus kami data. Mana space yang masih bisa ditanami,” tutur pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan itu.
“Prioritas selanjutnya adalah pinggir-pinggir jalan, agar dapat menyerap polusi yang ditimbulkan oleh kendaraan. Karena setiap hari polusi kendaraan semakin tinggi, maka harus diimbangi dengan banyaknya tanaman,” terangnya.
![](https://malangpagi.com/wp-content/uploads/2022/06/Photo_1655627184175.jpg)
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, Wahyu Setianto mengungkapkan bahwa setiap tahun terjadi peningkatan presentase RTH di Kota Malang. “Buring saja sudah 3,6 hektare. Dan itu sudah menambah persentase luas RTH di Kota Malang. Kami pun berusaha memaksimalkan RTH yang ada. Menanam pohon selalu kami lakukan, sehingg oksigen di lingkungan kita semakin bagus,” paparnya.
Pihaknya menyampaikan, Kota Malang saat ini telah memiliki alat untuk mengukur kondisi udara. “Kita sudah di kondisi bagus. Kondisi polusi udara pada siang hari tercatat sedang. Sekitar jam tiga [sore] lebih bagus. Jadi sesuai keadaan di lapangan,” ungkap Wahyu.
“Ada kondisi udara bagus, sedang, perhatian, dan membahayakan. Kami tidak bisa buat-buat. Karena alatnya dipantau langsung oleh Kementerian Lingkungan Hidup,” pungkasnya. (Har/YD)