
KOTA BATU – malangpagi.com
Galeri Raos di Jalan Panglima Sudirman, Kota Batu menggelar pameran senirupa kaligrafi pada Rabu (15/12/2021). Sebanyak 12 seniman turut memamerkan karya seni mereka.
Dalam kesempatannya tersebut, Imron Fathoni, selaku Ketua Seniman Kaligrafi menyampaikan bahwa pameran tersebut berlangsung selama 7 hari, 11–18 Desember 2021.
“Terdapat 25 karya seni lukis kaligrafi yang dipamerkan. Di antaranya merupakan kaligrafi tradisional yang memakai kaidah-kaidah ketat. Selain itu juga ada kaligrafi kontemporer, termasuk karya yang memadukan konsep lama dan baru,” tutur Gus Imron, sapaan akrabnya.
Ia pun menjelaskan, kaligrafi sejatinya adalah seni kuno yang dirupakan dalam bentuk kekinian. “Konsep tersebut diaplikasikan dalam lukisan yang bermain dengan warna, bidang, desain, dan sebagainya. Sesuai imajinasi seniman itu sendiri,” terang Imron.
“Untuk bahannya ada yang dari kanvas, dan ada pula yang mengunakan pelat. Pemanfaatan pelat lantaran salah satu senimannya dari bengkel mobil,” tambahnya.
Masih kata Imron, sebenarnya beberapa kelompok seniman telah menyampaikan dakwah secara humanisme, yaitu dari sisi membumikan kaligrafi Al-Qur’an. “Dakwah tidak harus dengan pidato atau menulis makalah. Tetapi dapat juga dengan menghadirkan Al-Qur’an melalui karya seni lukis,” ungkapnya.
Pihaknya berharap, pemerintah memberikan mendukung dan memberi ruang kepada para seniman Kaligrafi. “Kami masih memerlukan ruang untuk memamerkan seni kaligrafi. Terlebih pada Oktober tahun depan, kami bakal menggelar pameran lagi guna memperingati Hari Santri,” kata Imron.
Dirinya juga berharap, pameran sejenis dapat digelar di ruang publik. Seperti di bandara, terminal bus, atau tempat lainnya yang representatif. “Artinya pameran tidak asal-asalan. Sehingga karya-karya lukis kaligrafi itu betul-betul dihargai. Tapi pengunjung juga tidak sungkan, dan kami pun tidak terbatas ruang,” ucapnya.
Gus Imron menegaskan, pameran ini memiliki misi untuk kembali mendekatkan ayat-ayat Al-Qur’an kepada masyarakat melalui karya kaligrafi. “Terkait laku tidaknya itu urusan belakang. Yang penting adalah dakwah,” pungkasnya. (Dodik/MAS)