KOTA MALANG – malangpagi.com
Hampir tiap bulan dan tiap minggu ada saja yang unik dan menarik di Kampung Budaya Polowijen. Kampung Wisata yang berbasis budaya di kecamatan Blimbing Kota Malang ini selalu memproduksi event-event yang menarik.
Segala sesuatu di kaitkan dengan tradisi dan budaya lokal yang ada. Tidak sekedar di kaji tetapi di praktikkan dalam kehidupan masyarakat sebagai pembelajaran.
Hari Minggu (13/1/2019) KBP memperingati hari Gerakan Menanam Sejuta Pohon yang jatuh pada 10 januari dengan cara tandhur pari (menanam padi).
Menurut Ki Demang alasan mengajak warga dan pengunjung KBP menanam padi, selain pembelajaran dia mengkampanyekan “kita hendaknya mempertahankan lahan terbuka hijau di Kota Malang jangan sampai alih fungsi kawasan dan lahan pertanian yang tersisa tetap dipertahankan sebagai sebagai LP2B (Lahan pertanian Pangan Berkelanjutan) agar tidak terjadi krisis pangan”.
Kegiatan tandhur di sawah depan rumah warga KBP yang di hadiri 100 mahasiswa dari Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang di pimpin langsung oleh dekan Dra. Esy Suraeni Yuniwati, M.Si., Psikolog.
“Merasa sangat senang dan bangga mengajak mahasiswanya belajar psikologi komunitas dan belajar budaya serta tradisi masyarakat,” jelas dia.
“Belasan mahasiswa yang turun kesawah ikut tandhur biar belajar nilai dan sifat-sifat luhur seperti kesabaran, keuletan, ketelatenan, kecepatan, kepekaan,” tambah Ki Demang.
Tandhur “noto karo mundhur” (menanam dengan cara mundur atau jalan kebelakang) sebagai kata yang lahir dari bahasa Jawa dengan pribahasa Jawa “Opo seng mbug tandur yo iku bakale seng mbug unduh” (Apa yang kamu tanam, yaitu yang bakal kamu panen).
Filosofi tandhur, dalam hidup ini, sejatinya manusia sedang mengajarkan menanam, baik kebaikan maupun keburukan. tandhur adalah hakikat hidup manusia. Di dalamnya ada usaha serius, perencanaan, penentuan bibit pilihan, pengetahuan mendalam tentang tanah, penguasaan musim, sinergi petani, penguasaan air, dan lain sebagainya.
“Tandhur sebagai tradisi masyarakat jawa dalam bercocok tanan yang merupakan warisan budaya harus di pertahankan dan diajarkan pada generasi muda,” ujar dia.
Dalam kegiatan tandhur di KBP tentu ada doa dan ritual yang di haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ritual persembahan tradisional Jawa sebagai wujud terima kasih dan rasa syukur kepada bumi sebagai sedulur sikep dan Dewi Sri (dewi padi) agar tanaman padi yang di tanam dijauhkan dari hama dan kerusakan bencana alam serta menghasilkan rejeki yang berlimpah dan barokah.
Sebelum tandhur dimulai terlebih dulu diawali dengan tari tarian tradisi, tembang mocopat membunyikan musik tradisional yang diikuti secara serempak oleh warga pengujung KBP dari Unisdha.
Seperti hari-hari biasanya setiap event yang ada di KBP juga di meriahkan dengan bazaar Pasar topeng, pasar Jajanan Tradisional serta kegiatan workshop membatik, membuat topeng dan permainan tradisional yang hampir sebagain mahasiswa Unisdha menjajal semua.
Reporter : Red
Editor : Putut