KOTA MALANG – malangpagi.com
Jika anak dibesarkkan dengan dorongan maka dia akan belajar percaya diri, jika anak dibesarkan dengan pujian maka dia akan belajar menghargai dan jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan maka dia akan belajar keadilan (Dorothy Law Notle).
Begitu kata-kata mutiara yang sekitaranya tepat bagi orang tua untuk mendukung setiap anaknya agar anak berkembang sesuai dengan potensi minat bakat sekaligus pembentukan karakter. Kata-kata mutiara ini juga tepat untuk mengajak anak-anaknya mengikutkan setiap event atau lomba agar anak-anak maju dan bresprestasi.
Tepat kiranya di moment perayaan HUT RI ke 73 tahun ini di bulan Agustus yang hampir di setiap sudut gang RT, RW kampung, instansi pemeritah, swasta maupun sekolah di seluruh penjuru Indonesia turut memeriahkan lomba-lomba agustusan. Berbagai macam lomba digelar mulai dari yang ringan, lucu sampai lomba adu ketangkasan.
“Tak ketinggalan Kampung Budaya Polowijen (KBP), Kota Malang juga turut memeriahkan peringatan HUT Ke 73 tahun Republik Indonesia yang di selenggarakan dalam bentuk Festival Dolanan Sabtu-Minggu,18-19 Agustus 2018,” ucap Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat Himpsi Malang, Isa Wahyudi, S. Psi, M.Psi, Jumat (17/8/2018).
Menurut Ki Demang, panggilan akrabnya, yang juga sebagai penggagas KBP, acara yang dikemas dalam lomba mewarna dan menggambar, tembang, ndongen dan tari yang semuanya bertemakan dolanan adalah dalam rangka mengangkat kembali seni budaya ada di tanah Jawa umumnya di Indonesia.
“Tema dolanan sejatinya adalah permainan anak anak jaman dulu yang telah lama ada dan sebagian masih berkembang yang perlu kita angkat kembali sebagai upaya untuk mewarisi tradisi dan melestarikan budaya,” tutur dia.
Ditegaskan Ki Demang, KBP merasa berkepentingan dan peduli terhadap anak-anak agar dolanan dan permainan tradisional tidak tercabut dari akarnya dan tidak tergerus oleh gempuran permainan modern yang berbasis teknologi
“Perbedaan dolanan maupun permainan tradisional dengan permainan modern tidak hanya dari segi dan teknik permainannya saja. Tetapi makna yang tersirat dalam dolanan dan permainan tradisional sarat penuh makna dan mengandung pesan moral kebaikan,” tandas dia.
Kembali ditekankannya, bahwa dolanan dan permainan tradisional mengajarakan tentang kebersamaan, toleransi, sikap menerima dan menghargai, tenggang rasa serta menjunjung tinggi sportifitas terhadap teman sebaya.
“Festival Dolanan tidak hanya sekedar mengembalikan dunia anak-anak yang sesungguhnya, tetapi juga ingin menyampaikan pesan bahwa dolanan merupakan salah satu pendidikan yang berbasis budaya yang dapat membentuk karakter dan kepribadian anak-anak kelak suatu ketika sudah dewasa,” pungkas Ki Demang.
Dalam Festival Dolanan di KBP kali ini menggandeng HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia) Cabang Malang dengan menghadirkan 10 psikolog yang memberikan Seminar Psikologi dan Layanan Konsultasi Anak secara gratis kepada orang tua yang pada saat Festival Dolanan mengantarkan anak-anaknya mengikuti lomba.
Layanan Konsultasi Psikologi Anak ditujukan kepada mereka para orang tua yang ingin meningkatkan dan melejitkan prestasi anaknya, atau mungkin cara menangani anak-anaknya yang berkebutuhan khusus sehingga orang tua merasa mendapatkan pencerahan dan pengarahan dari pakar-pakar psikolog anak
Reporter : Tikno
Editor : Putut