
KOTA MALANG – malangpagi.com
Kelompok massa yang menamakan diri Aliansi Malang Kondusif bersama sejumlah tokoh agama Kota Malang dan elemen masyarakat menggelar aksi damai bertajuk “Aksi Damai Bela Kanjeng Nabi”, Senin (2/11/2020).
Aksi tersebut digelar sebagai reaksi atas pidato kontroversial Presiden Prancis, Emmanuel Macron pada 2 Oktober lalu, mengenai karikatur Nabi Muhammad dan kebebasan berekspresi di negara mode itu. Macron bahkan menyatakan bahwa Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis.
Banyak pemimpin negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam kemudian mengecam pidato Macron, karena dianggap telah menyinggung umat Islam. Bahkan, aksi pemboikotan produk-produk Prancis di sejumlah negara Islam pun tak bisa dihindari.
Pidato Macron dilatari dukungannya terhadap majalah Charlie Hebdo, yang menerbitkan ulang karikatur yang dianggap melecehkan Nabi Muhammad, sebagai bentuk kebebasan berekspresi.
Sabtu (31/10/2020) lalu, Presiden Joko Widodo juga melayangkan kecaman terhadap penyataan Presiden Prancis yang dianggap menghina umat Islam. Jokowi juga mengecam tragedi penusukan di Paris dan Nice Prancis, yang merupakan efek dari pidato kontroversial tersebut.
Atas dasar itu, Aliansi Malang Kondusif menggelar aksi damai, dimulai dengan long march dari depan Masjid Jami menuju gedung DPRD Kota Malang.
Di sela-sela long march, salah satu Korlap aksi, Dersi Hariono melakukan orasi mengajak masyarakat untuk menjaga kerukunan antarumat beragama, serta menjaga Kota Malang agar tetap kondusif.
“Dalam aksi kali ini, tidak hanya melibatkan umat muslim saja. Akan tetapi, tokoh-tokoh agama lainnya mulai romo, pastur dan pendeta juga mengutuk keras pernyataan Presiden Prancis,” tutur pria yang biasa dipanggil Gus Dersi itu.
“Karena hal tersebut jelas menodai ajaran agama-agama yang ada di dunia. Apa yang telah dilakukan Presiden Prancis tidak mencerminkan agama tertentu,” lanjutnya

Dalam aksinya, Aliansi Malang Kondusif mendukung penuh sikap Pemerintah Indonesia yang turut mengecam pidato Presiden Prancis. Selain itu, kelompok ini juga membacakan tiga hal yang menjadi poin tuntutan mereka:
- Boikot Produk Prancis yang beredar di Indonesia.
- Adili Presiden Prancis di Mahkamah Internasional.
- Presiden Prancis didesak untuk meminta maaf kepada seluruh umat muslim di seluruh dunia secara tertulis.
Aksi damai itu juga dihadiri Ketua DPRD Kota Malang, I Made Rian Diana Kartika beserta beberapa pimpinan dewan. Tampak juga Kapolresta Malang, Kombes Pol. Leonardus Simarmata.
DI kesempatan itu, Ketua DPRD mengajak masyarakat Kota Malang untuk saling menyayangi antarpemeluk agama di Indonesia.
Terkait ajakan untuk memboikot produk-produk Prancis, pihaknya mengajak masyarakat untuk menjadikan sebagai momentum mencintai produk dalam negeri.
“Mari kita berdikari secara ekonomi, serta cintai produk-produk dalam negeri. Mari kita mulai usaha UMKM, karena di era new normal ini, kita sedang berjuang untuk pemulihan ekonomi,” seru politisi PDI Perjuangan itu.
Reporter : Doni Kurniawan
Editor : MA Setiawan