
KOTA MALANG – malangpagi.com
Kampung Warna Warni Jodipan (KWJ) menggelar event Geliat Warna Warni. Minggu (4/10/2020). Ini merupakan event ketiga dari rangkaian 15 event Festival Kampung Tematik se-Kota Malang yang direncanakan selama bulan Oktober.
Sehari sebelumnya, Kampung Terapi Hijau Sukun telah menggelar Festival Batik Sukun yang difasilitasi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Malang.
KWJ merupakan perintis kampung tematik di Kota Malang, yang kini jadi destinasi utama para wisatawan. Konsepnya sekarang banyak ditiru kampung-kampung lain, dengan menyulap sebuah kampung biasa menjadi obyek yang menarik untuk berswafoto.
Kampung tersebut awalnya digagas sekelompok mahasiswa Jurusan Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggandeng program CSR PT Indana Paint, sebuah perusahaan cat tembok asal Kota Malang.
Saat pandemi Covid-19 tahun ini, KWJ merasakan dampaknya. Jumlah kunjungan menurun tajam, bahkan sempat tutup selama lima bulan.
Di tengah sepinya pengunjung, sebagian warga KWJ mengadakan berbagai pelatihan untuk meningkatkan potensi yang dimiliki. Salah satunya dengan melatih anak-anak menari beragam tari tadisional dan kontemporer. Hasilnya, tarian warga KWJ akan ditampilkan dalam event Geliat Warna Warni.
Isa Wahyudi, selaku Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang yang hadir menyambut baik digelarnya event Geliat Warna Warni. “Dulu, Kampung Budaya Polowijen sering mendatangkan rombongan penari yang berpartisipasi di Geliat Warna Warni. Termasuk anak-anak yang dilatih menari untuk memajukan KWJ ini,” tuturnya kepada Malang Pagi.
“Mahasiswa dari Jurusan Seni Tari Universitas Negeri Malang (UM) termasuk komunitas seni lainnya, sangat ingin untuk bisa menari di event ini. Mereka merasa ikut bangga turut berpartisipasi di destinasi wisata terbanyak pengunjungnya di Kota Malang,” imbuh pria yang biasa dipanggil Ki Demang itu.
Mohammad Rosyidi, perencana event menyampaikan, Geliat Warna Warni digelar sebagai bentuk sosialisasi untuk beradaptasi terhadap kebiasaan baru pasca pandemi. Selain harus disiplin terhadap protokol kesehatan, warga juga harus mengambangkan potensi ekonomi sesuai minat bakatnya.
“Kami terus bergeliat. Selain menikmati keindahan warna warni, pengunjung juga bisa melihat potensi yang dimiliki warga KWJ,” tutur Rosyidi.
Geliat Warna Warni menampikan beragam tarian tradisional, seperti Tari Oglek, Jaranan, Sholatun, Rejeng Renteng, Tokecang, Embok Jamu, Candik Ayu, Maumere, Prau Layar, Indiana, Tanduk Majeng, dan Kicir-kicir.
Selain itu, terdapat sejumlah tarian kontemporer, antara lain Baby Shark Dance, Pokemon, Tak Ada Logika, Syantik, dan lain-lain.
Reporter : Christ
Editor : MA Setiawan