![](https://malangpagi.com/wp-content/uploads/2023/07/KBITB-Deklarasi.jpg)
KAB. MALANG – malangpagi.com
Keluarga Besar Indonesia Timur Bersatu (KBITB) Malang Raya menggelar deklarasi sekaligus pengukuhan pengurus, bertempat di Cemara Ballroom, Jalan Raya Karanglo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Selasa (18/7/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum KBITB Malang Raya, Esau Moses Christiaan menyebut bahwa ormas yang dipimpinnya dibentuk atas dasar kesadaran dan kepedulian, dalam memberikan kontribusi nyata kepada warga –khususnya mahasiswa– asal Indonesia Timur di Malang Raya.
“Terbentuknya KBITB untuk menyikapi berbagai persoalan yang baru-baru ini terjadi di Malang Raya. Atas dasar tersebut, saya mengumpulkan dan menjalin komunikasi dengan para senior asal NTT, Papua, dan Maluku,” tuturnya.
Saat ini, KBITB Malang Raya telah menaungi lebih dari 15.000 warga asal Indonesia Timur, setengah di antaranya adalah mahasiswa. Tercatat ada sebagian anggota yang berprofesi sebagai TNI, Polri, ASN, pengacara, dan akademisi.
Pascadeklarasi dan pengukuhan pengurus, Moses menegaskan bahwa KBITB Malang Raya akan segera melaksanakan berbagai program kerja. “Dalam tiga bulan terakhir, kami sudah pulangkan 9 jenazah warga Indonesia Timur ke NTT. Termasuk jenazah peristiwa di Tlogomas dan Tegalgondo. Mereka semua adik-adik kita,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Perkemi Kota Malang itu.
![](https://malangpagi.com/wp-content/uploads/2023/07/KBITB-Deklarasi-Moses.jpg)
Dengan hadirnya KBITB Malang Raya, Moses mengajak seluruh pihak untuk memandang positif kehadiran mahasiswa asal Indonesia Timur. Menurutnya, mereka juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Malang.
“Jangan hanya lihat sisi negatif. Toh, kami juga bagian dari Bumi Arema. Bayangkan saja, jika satu mahasiswa mengeluarkan biaya hidup satu juta (rupiah) setiap bulannya, kalau dikalikan 7.000 sudah mencapai Rp7 miliar setiap bulan. Belum jika mereka kuliah hingga empat tahun,” beber Moses.
Dirinya juga menyatakan bahwa KBITB akan bersinergi dengan ormas-ormas lain yang ada di Malang Raya. Antara lain Pemuda Pancasila Kota dan Kabupaten Malang dan ormas Madas (Madura Asli) Malang Raya. “Untuk ormas-ormas, saya titip adik-adik kami. Kalau salah, silakan ditegur,”
“Sedangkan untuk para senior atau yang mengaku senior, berikan perhatian kepada adik-adik kalian. Jangan ngaku senior, tapi tidak pernah berkomunikasi dengan mereka. Tolong ditanya, mereka punya kesulitan maupun persoalan apa, dan bantu mencarikan solusinya,” pungkas Moses. (DK99/MAS)