![](https://malangpagi.com/wp-content/uploads/2021/05/Sesep-Dodolan-1-1024x532.jpg)
KOTA MALANG – malangpagi.com
Karya lukisan berjajar begitu indah di lantai 3 Malang Town Square (Matos). Tidak hanya karya dua dimensi yang disuguhkan, ada pula topeng, wayang kulit, tarot, sketsa wajah, payung Mbah Rasimun, dan masker lukis pun juga disajikan.
Karya-karya tersebut merupakan buah tangan dari seniman-seniman tua yang tergabung dalam Sesep Dodolan, yaitu para seniman sepuh yang berjualan (karya seni) di mal.
Pameran juga menampilkan hiburan berupa karawitan dan musik keroncong. Aksi seni tersebut merupakan persembahan dari Komunitas Karya Bumi Ngalam, atau lebih populer disebut Kabunga yang bekerjasama dengan Matos.
“Saya pribadi mengapresiasi kegiatan ini, dengan meramaikan melalui karawitan dan musik agar dapat menarik pengunjung. Apalagi diselenggarakan di pusat perbelanjaan sangat menarik,” tutur budayawan Nanang Gustanto saat ditemui Malang Pagi, Sabtu (22/5/2021).
Nanang yang juga Ketua Pokdarwis Satria Turonggo Jati itu mengatakan, tujuan pameran ini selain untuk menjual karya-karya seniman sepuh, juga untuk mengenalkan pada generasi muda bahwa di Kota Malang memiliki banyak seniman berkarya yang tidak banyak diketahui.
![](https://malangpagi.com/wp-content/uploads/2021/05/Sesep-Dodolan-3-1024x532.jpg)
Ditemui ditempat yang sama, Ketua Kabunga Yuyun Lestari mengatakan bahwa acara pameran digelar agar seniman sepuh dapat mengenalkan dan menjual karyanya.
“Acara yang bekerja sama dengan pihak Matos ini digelar sejak 5 Mei hingga 23 Mei. Awalnya hanya sampai 13 Mei. Tetapi karena antusiasme masyarakat yang cukup tinggi, akhirnya pihak Matos memperpanjang hingga 23 Mei (hari ini –red),” ungkapnya.
Ia menambahkan, meskipun kegiatan Sesep Dodolan berakhir hari ini, namun karya para seniman sepuh diyakini akan terus bergaung. “Karya para seniman sepuh tidak ikut berakhir, malah akan terus bergulir. Terbukti kami banyak menerima pesanan lewat online. Apalagi pameran dilaksanakan di mal, jadi masyarakat lebih mengenal karya-karya para seniman sepuh ini,” jelas Yuyun.
Ratih salah satu pengunjung mal mengaku cukup tertarik dengan keberadaan pameran, yang dibiasanya diselenggarakan di galeri kini bisa dijumpai di pusat perbelanjaan.
“Saya sudah dua kali datang ke sini, melihat-lihat lukisan dan minta dibacakan tarot. Sangat menarik. Semoga kegiatan serupa dapat diselenggarakan lagi,” ujarnya.
Hal senada juga dikatakan budayawan dan seniman senior Kota Malang, Yongki Irawan. “Seniman Dodolan sangat menarik. Karya-karyanya tidak hanya dipajang, namun juga dapat dijual sehingga dapat memberi nilai ekonomi,” terangnya.
Lebih lanjut, Ia berharap agar Pemerintah Kota Malang memberikan perhatian lebih terhadap seniman sepuh. Pasalnya mereka juga mengharumkan Kota Malang lewat karya-karyanya.
“Kami berharap ada apresiasi dari Pemerintah Kota Malang untuk meningkatkan kesejahteraan para seniman sepuh, Misalkan dengan memberikan kepada mereka kartu semacam KIS,” tutur pria yang biasa disapa Mbah Yongki itu.
![](https://malangpagi.com/wp-content/uploads/2021/05/Sesep-Dodolan-2-1024x532.jpg)
Harapan yang sama juga diungkapkan Yuyun. Perempuan yang pernah menjadi Sekretaris Dewan Kesenian Kota Malang ini menyatakan, bahwa pada akhir Februari lalu pihaknya bersama seniman sepuh menggelar acara dan dihadiri Walikota Malang, Sutiaji.
Pada kesempatan itu, Walikota menjanjikan akan mendokumentasikan sepak terjang seniman sepuh yang dikemas dalam bentuk buku. Menurutnya, jika buku tersebut laku para seniman akan mendapat royalti.
“Kami sudah melakukan pendataan, dan ada sekitar seratusan seniman sepuh. Kami berharap ada bentuk penghargaan berupa biografi para tokoh. Kita sudah kehilangan Kak Aziz Franklin. Sampai beliau tutup usia belum ada buku biografinya. Untuk itu kami akan menanyakan lagi pada pihak Pemerintah Kota Malang yang pernah berjanji akan memverifikasi seniman sepuh dan mendokumentasikannya” pungkasnya.
Reporter : Hariani
Editor : MA Setiawan