
KOTA MALANG – malangpagi.com
Laga final cabang olahraga basket putri pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX tahun 2025 berlangsung penuh tensi dan dramatis. Berlangsung di GOR Bimasakti Malang, Senin (23/6/2025), Tim Basket Putri Kota Malang harus mengakui keunggulan tipis lawan setelah kalah dari Tim Kota Surabaya dengan skor akhir 55-53.
Kekalahan dua poin ini membuat Tim Basket Putri Kota Malang harus puas meraih medali perak pada gelaran olahraga Provinsi Jawa Timur dua tahunan ini.
Meski hasil akhir tak berpihak, penampilan Louisa Antoinette Anabella dan kawan-kawan mendapat banyak apresiasi. Setelah beberapa tahun vakum dari perebutan juara, tahun ini menjadi momen kebangkitan basket putri Kota Malang yang berhasil kembali menembus partai final.
Ketua Perbasi Kota Malang, Hessy Hazniah Tamim, menyampaikan rasa bangganya terhadap perjuangan para pemain. Menurutnya, penampilan dari para pemain mulai awal pertandingan hingga laga final menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.
“Kalau kita bilang, anak-anak sebenarnya hanya kurang beruntung. Tapi mereka sudah tampil luar biasa dan tetap sehat sampai akhir pertandingan, itu yang terpenting,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi dukungan suporter yang memadati GOR Bimasakti sepanjang pertandingan.
“Atmosfernya luar biasa. Dari awal hingga final, dukungan dari warga Malang sangat semarak. Ini jadi motivasi tersendiri, bukan hanya untuk Malang, tapi juga lawan. Saya rasa, semua ini harus kita syukuri dan jadi pemicu untuk lebih baik ke depan,” tutur Hessy.
Di tempat yang sama, Pelatih Tim Basket Putri Kota Malang, Juliadi Cahyanto, menilai anak asuhnya sudah bermain sesuai instruksi.
“Anak-anak sudah menjalankan strategi dengan baik. Secara kualitas, memang Surabaya sedikit unggul, tapi dari segi semangat dan stamina, kita mampu mengimbangi. Hanya saja, akurasi tembakan kita hari ini menurun dibandingkan laga sebelumnya,” ungkapnya.
Soal mental bertanding, Juliadi tak menampik bahwa momen final memberikan tekanan tersendiri bagi para pemain muda.
“Secara tim, jarak kita dengan Surabaya tidak terlalu jauh. Tapi tekanan laga final ini cukup mempengaruhi akurasi dan ketenangan anak-anak,” tambahnya.
Sementara itu, Pemain Tim Basket Putri Kota Malang, Louisa Antoinette Anabella, mengungkapkan kebahagiaan sekaligus kelegaan bisa mencapai babak final.
“Seneng sih, awalnya gak menyangka bisa masuk final. Padahal tim Kota Malang sudah lama gak sampai sejauh ini. Cukup bangga juga karena kami semua semangat banget,” ucap Louisa.
Menurutnya, laga final melawan Surabaya sudah menjadi pencapaian besar, namun tetap ada catatan evaluasi.
“Ke depan harus dibenahi dari segi defense supaya gak gampang kelewatan, dan offense juga harus lebih sabar,” jelasnya.
Momen yang paling membekas bagi Louisa adalah lemparan tiga poin di detik terakhir yang hampir saja membalikkan keadaan.
“Di lemparan terakhir itu saya berdoa banget supaya masuk, tapi bolanya gagal tipis banget. Mungkin memang belum waktunya,” pungkasnya. (YD)