KOTA MALANG – malangpagi.com
Yudi Prata dan Aira menggoyang panggung hiburan, dan mengajak joget warga Kampung Heritage Kajoetangan. Tak hanya itu, keduanya juga ambil bagian mengikuti Parade Jajanan Lawas mengelilingi kampung, Sabtu (31/10/2020).
Musisi Malang yang sedang hits dengan lagu Sak Celupan tersebut tampak berbaur dengan warga mengikuti arak-arakan, sebelum kembali menggoyang para peserta Lomba Jajanan Lawas dengan lagu Los Doll dan Pamer Bojo.
Parade Jajanan Lawas diberangkatkan dari panggung hiburan menuju pasrom RT 11, jembatan arah tangga seribu, susur sungai, dan diakhiri dengan peserta lomba kembali ke meja masing-masing, sambil diiringi musik rebana dan alunan selawat Nabi.
Yudi Prata mengaku senang terlibat di kegiatan yang ramai guyub, yang dihadiri banyak pihak. Mulai dari Camat, Lurah, dan Ketua RT RW setempat, hingga perwakilan kampung-kampung tematik di kota malang dan juga duta budaya.
“Saya senang menghibur warga kampung ini. Mudah-mudahan wisata kampungnya ada semangat bangkit lagi” ujarnya, sambil membawa satu tampah jajanan lawas.
Mila Kurniawati, selaku koordinator Parade Jajanan Lawas menyampaikan keinginan untuk menjadikan jajanan lawas sebagai ikon Kampung Heritage Kajoetangan.
“Selama ini belum ada yang menjadi oleh-oleh khas dari sini. Namun kita akan gali lebih banyak. Salah satunya dengan menggelar lomba kreasi jajanan tradisional,” ucapnya.
Acara Parade Jajanan Lawas di Kampung Heritage Kajoetangan ini dikemas cukup sederhana. Selain diarak keliling kampung, jajanan yang disajikan juga dinilai dari sisi bahan baku, penyajian termasuk rasa
Jajanan lawas yang ditampilkan antara lain cenil, getas, klepon, nogosari, dan lain-lain. Selain itu, ada juga aneka minuman tradisional yang disajikan warga semacam wedhang sechang, wedhang uwuh, dan aneka jamu-jamuan.
Ki Demang, Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang juga tampak ikut membawa tumpeng polo pendem mengikuti arak-arakan keliling kampung. “Ini adalah cara Kampung Kayutangan mengangkat potensi lokal, serta terlibat dalam pemajuan kebudayaan,” jelasnya.
“Jajanan lawas berupa makanan dan minuman tradisional merupakan salah satu pengetahunan tradisional yang harus dilestarikan. Agar jangan hilang terganti oleh makanan modern dan cepat saji. Oleh karena itu, harus dikenalkan kepada anak-anak kita,” imbuh pria bernama asli Isa Wahyudi itu.
Makanan tradisional merupakan obyek kebudayaan yang dilindungi oleh Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017, tentang pemajuan kebudayaan. Karenanya, perlu digali beragam bentuk nama makanan dan minuman, serta cara penataan dan pengemasannya.
“Semata tujuannya agar menarik bagi wisatawan dan dapat menjadi oleh-oleh khas Kota Malang, khususnya dari Kampung Heritage Kajoetangan,” pungkas Ki Demang, yang juga penggagas Kampung Budaya Polowijen itu.
Kegiatan Parade Jajanan Lawas di Kampung Heritage Kajoetangan ini merupakan rangkaian dari 15 event kampung tematik yang difasilitasi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Malang.
Reporter : Christ
Editor : MA Setiawan