KOTA MALANG – malangpagi.com
Bagi sebagian warga Dinoyo Malang yang berprofesi sebagai pengusaha, pengrajin dan pedagang keramik, pandemi Covid-19 membuat omzet mereka menurun drastis.
Guna menumbuhkan semangat para pengrajin keramik, Kampung Wisata Keramik Dinoyo bersama Karang Taruna setempat menggelar sebuah event bertajuk Festival Keramik Dinoyo, Minggu (11/10/2020).
Festival yang diselenggarakan untuk kali ketiganya tersebut disambut antusiasme warga setempat.
Selain itu, Festival Keramik Dinoyo juga mendapat dukungan dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Brawijaya (UB) dan Program D4 Pariwisata Universitas Merdeka (Unmer) Malang, dengan menggelar lomba mewarnai keramik bagi anak-anak PAUD, TK, SD, hingga SMP.
Acara diawali dengan pawai dari kampung menuju gudang keramik Dinoyo, yang diikuti anak-anak dan orang tua dengan diiringi musik rebana.
Para peserta pawai juga sekaligus dapat menyaksikan proses pembuatan kerajinan keramik. Mulai dari bahan bàku, alat meja putar dan praktik-praktik pengolahan keramik, ditambah sajian hiburan.
Pada kesempatan tersebut, Dosen UB, Dr. Ir. Anton Efani, MP meluncurkan website kampungkeramikdinoyo.id, sebuah proyek yang Ia ciptakan dalam Program Doktor Mengabdi.
“Harapannya, website ini dapat menjadi ‘homebase’ dari semua aktivitas Kampung Keramik Dinoyo. Sehingga, siapa saja dapat mengakses informasi, termasuk festival ini,” papar Ketua Program Studi AP, Jurusan Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan, Universitas Brawijaya Malang itu.
Acara festival yang dimeriahkan kehadiran Mbakyu Cilik Kota Malang, Kayla Zheelva Nadira Putri yang bermain gitar sambil menyanyikan lagu, di sela-sela pementasan keroncong remaja Dinoyo.
“Dinoyo ini terkenal keramiknya sebagai produk-produk hiasan. Saya ingin mengajak teman-teman semua untuk belajar budaya dengan membuat keramik di sini. Keramiknya cantik-cantik dan lucu lho” komentar Kayla sambil mewarnai keramik.
Hadir pula dalang muda, sekaligus Duta Budaya dan Museum Kota Malang, Rezza Bagas Setyo Anggoro yang mengaku ingin napak tilas Dinoyo, sebagai kelurahan yang dianggap tua di Kota Malang.
“Di sini banyak benda cagar budaya ditemukan. Dan mungkin saja masih banyak yang tersimpan di wilayah ini,” ujar Bagas, yang datang bersama duta lainnya, Dhedhe Ilham Saputra dan Vania Malinda Wibowo.
“Dinoyo yang merupakan titik awal peradaban besar di Malang era Kanjuruhan. Maka dari itu, keramik dan pemukiman di masa lalu mempunyai keterkaitan,” lanjutnya.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Wisata Keramik Dinoyo, Syamsul Arifin berharap festival serupa dapat diadakan lagi tahun depan, lebih meriah dan lebih lama.
“Setidaknya, bazar keramik bisa digelar lagi. Sehingga akan ada banyak pameran dan transaksi keramik. Hal tersebut dapat membuat promosi wisata keramik makin menguat dan berdampak positif pada masyarakat,” tuturnya.
Editor : MA Setiawan